BONE, FAJAR – Demam berdarah naik signifkan. Bahkan disebut sampai lima kali lipat.
DI Bone, Demam Berdarah Dengue (DBD) pada akhir tahun ini tercatat 309 kasus DBD. Jumlah ini mengalami kenaikan tajam dari 2024 lalu, yang hanya sebanyak 65 kasus atau naik hampir lima kali lipat tahun ini.
“Jadi banyak sekali (kenaikannya). Tahun lalu itu hanya 65 saja, jadi naik tinggi,” jelas Komarudin, Ketua Tim Kerja Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Diskes) Bone, Jumat, 13 Desember 2024.
Kenaikan tinggi kasus DBD ini ditengari akibat menurunnya penanganan pencegahan yang dilakukan diskes. Salah satunya adalah program fogging atau pengasapan jentik nyamuk.
Program ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk dilaksanakan, sementara saat ini Pemkab Bone dalam kondisi defisit fiskal.
“Fogging itu biayanya besar, sementara Bone defisit sehingga untuk dianggarkan seperti itu tidak ada lagi, sudah dua tahun ini tidak ada fogging,” jelas Komarudin.
Mengingat meningkatnya kasus DBD ini, dia mengimbau masyarakat melakukan pengentasan sarang nyamuk secara mandiri. Rutin menerapkan kegiatan bersih-bersih lingkungan, khususnya menghilangkan wadah yang berpotensi bisa menjadi sarang nyamuk.
“Kemudian di dalam rumah maupun lingkungan rumah, itu tempat penampungan air diperiksa. Kalau ada jentik, itu airnya dibuang, dilakukan rutin,” jelasnya.
Kota Terbanyak
Sementara itu, Sekretaris Diskes Bone drg Yusuf mengatakan kasus DBD ini dilaporkan terbanyak berada di wilayah kota, tepatnya berada di Kecamatan Tanete Riattang Barat dan Timur. “Dalam kota yang banyak,” jelasnya.