English English Indonesian Indonesian
oleh

Kisah Syamsuddin Batola Terhenti di KM 842/200 Tol Pasuruan-Probolinggo, Sahabat Kenang Perginya Sang Libero

”Dia bisa main di banyak posisi. Tetapi saya senang memainkan dia sebagai libero. Saya beri dia julukan Franco Baresi selama di PSM.”

WIDYAWAN SETIADI
Makassar

Hari masih pagi. Tetapi ponsel Syamsuddin Umar sudah berdering. Tidak seperti biasanya, kali ini Syam sigap menyambar dan berlama-lama memegang ponselnya.

”Innalillahi wa inna ilaihi rojiun,” itu kalimat paling jelas yang dilontarkan Syam.

Pagi ini, mantan pelatih PSM Makassar itu mendapat kabar duka dari rekannya di Surabaya. ”Batola, libero andalan mu kecelakaan. Dia meninggal dunia,” kata rekan Syam di dalam sambungan telepon.

Dia tidak percaya. Sebab, belum lama dia saling komunikasi dan membahas mengenai strategi permainan. Akhirnya Syam mencoba mengkonfirmasi keluarga Batola, dan benar, Sang Libero telah berpulang.

Syamsuddin Batola wafat dalam kecelakaan lalu lintas di KM 842/200 Tol Pasuruan-Probolinggo, dalam perjalanan bersama rombongan tin Persewangi Banyuwangi, menuju MCM Asprov PSSI Jawa Timur, sekitar pukul 05.30 WIB.

Kabar ini menyebar cepat ke penjuru negeri. Mengingat, Batola merupakan salah satu legenda sepak bola Indonesia. Ini menjadi kabar duka untuk dunia sepak bola, termasuk Syamsuddin Umar, mantan pelatihnya selama di PSM.

Syamsuddin Umar juga mengenang banyak hal tentang anak asuhnya itu. Kata dia, Batola salah satu pemain andalannya. Di serba bisa, bahkan diberi julukan Baresinya PSM.

”Posisinya bisa di mana saja, dia pemain serba bisa. Pernah di bek kanan, bek kiri, bek tengah, gelandang, bahkan libero. Dia tenang sekali. Bisa memimpin, makanya saya kasih dia gelar Franco Baresi, gayanya mirip. Di lapangan saya panggil dia Baresi,” kata dia.

News Feed