FAJAR, MAKASSAR – Momentum peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia diharapkan menjadi komitmen untuk memberantas korupsi.
Hal itu disampaikan oleh Rektor Universitas Patria Artha (UPA) Makassar, Bastian Lubis, Senin (9/9/2024).
Komitmen memberantas korupsi ini diharapkan bisa diwujudkan pada masa pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.
Bastian Lubis menyamaikan, terpilihanya Presiden Prabowo Subianto menjadi Presiden RI membawa angin segar serta harapan selama ini yang menjadi penghambat pembangunan Indonesia, yaitu korupsi.
Sebagai Akademisi Penggiat Anti Korupsi di Indonesia, Bastian terpanggil untuk mendukung program pemberantasan korupsi yang di gaungkan oleh Presiden Prabowo.
Ia menilain, gebrakan-gebrakan sudah lebih nyata dan konkrit dilakukan saat Prabowo menjabat.
Seperti diprosesnya korupsi PT Timah, hingga Perkebunan Sawit dan Tambang Batu Bara.
Kasus tersebut menyebabkan terjadinya kerugian negara yang cukup signifikan terutama dalam hal pajak-pajaknya.
“Korupsi bisa terasa lebih tidak patuhnya pada disiplin anggaran, sesuai Undang-Undang 17/2003 dan Administrasi Pengelolaan Keuangan sesuai Undang-Undang 1/2004 Perbendaharaan Negara, yang akan berdampak pada Pertanggungjawaban Keuangan Negara seperti yang tergambar pada Undang-Undang 15/2004,” papar Bastian di Kampus UPA, Senin (9/12/2024).
Menurutnya, tindak korupsi bisa terjadi karena lunak dan longgarnya pengawasan dari internal auditor atau Itjen maupun oleh eksternal (BPK).
Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) sudah lumrah diobral dan pada akhirnya terjadi suap menyuap untuk dapat opini WTP.