BELOPA, FAJAR–Masyarakat Kabupaten Luwu mengeluhkan masalah bendung irigasi Radda di Desa Pasamai, Kecamatan Belopa. Saat ini tidak lagi berfungsi pascabanjir bandang awal 2024.
Bergesernya alur aliran air sungai membuat bendung irigasi Radda tidak lagi berfungsi. Warga Belopa, Takdir menyampaikan petani di dua kecamatan: Sulu dan Belopa, tidak dapat lagi menggarap sawah mereka.
“Bendung irigasi Radda tidak berfungsi pascabanjir,” kata Takdir saat reses dan silaturahmi anggota DPRD Sulsel Fadriaty AS di Warkop Bosqu Samping, Kantor Belopa, Bupati Luwu, Rabu, 4 Desember 2024.
Sebenarnya, bendungan masih sempat utuh. Saat pembangunan saluran air baru, aksesnya ini tertutup material banjir bandang. Saluran air sementara yang telah dibuat, akhirnya jebol.
Makanya, bendung Radda tidak dapat berfungsi. Sawah yang ada di sebagian Belopa dan Suli tidak teraliri air. Kekeringan melanda sawah pada dua kecamatan. Terdapat sembilan desa yang ada di dua kecamatan yang terdampak irigasi Radda ini.
Lahan yang tidak berfungsi akibat rusaknya bendung ini seluas 1.500 hektare. “Saya minta ibu anggota dewan Fadriaty untuk menyampaikan aspirasi ini di tingkat provinsi hingga pusat,”kata Takdir.
Anggota DPRD Sulsel Fadriaty AS mengatakan masalah ini telah disampaikan ke Fraksi Demokrat DPR saat pertemuan anggota DPRD dari Demokrat. “Tapi, mereka meminta proposal. Supaya jelas anggarannya,” katanya.
Penanganan bendung ini juga telah dibahas bersama Pj Bupati Luwu. Pihaknya akan membuat proposal. Sebab, masalah bendung merupakan wewenang dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang.