Oktavin menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memperluas jangkauan pasar. “Kami ingin memastikan bahwa UKM di Makassar siap bersaing, tidak hanya di pasar lokal tetapi juga regional,” tegasnya.
Salah satu mitra CIMB Niaga yang juga CEO & Founder Fudgybro, Rayendra Abiyasa mengetahui berbagi kisah suksesnya dalam acara tersebut.
Rayendra menjelaskan pentingnya media sosial dalam membangun bisnis makanan seperti miliknya. Di zaman sekarang, tidak semua bisnis bisa berhasil hanya dengan bermain media sosial. Strategi konten menjadi kunci. Ia mencontohkan kesuksesan merek Pakibom miliknya yang viral di TikTok.
“Satu konten yang menghibur dan relevan bisa membawa 1.000 orang lebih untuk mengenal merek kita,” tambahnya.
Hasilnya, Fudgybro berhasil meningkatkan penjualan hingga tiga kali lipat pada 2020 dan lima kali lipat pada 2021. Menurut Rayendra, Makassar memiliki potensi pasar yang besar, khususnya dalam industri makanan.
“Kami sebelumnya beroperasi di Surabaya, tetapi sekarang telah ekspansi ke Bandung. Makassar adalah salah satu kota dengan potensi besar yang harus digarap lebih serius,” tuturnya.
Namun, ia juga menekankan tantangan yang dihadapi, terutama dalam mengelola merek di tengah persaingan ketat.
“Penonton di media sosial tidak hanya mencari produk, tetapi juga hiburan. Konten yang menarik dan autentik sangat penting untuk menarik perhatian,” katanya.
Acara Kejar Mimpi juga menjadi platform untuk memperkuat kolaborasi antara pelaku UKM dan lembaga perbankan.