“Kami berharap bantuan nanti dari pemerintah daerah baik kota maupun provinsi untuk berkesinambungan, karena tadi saya lihat bangunannya ada bocor-bocor. Mudah-mudahan nanti dibantu pemerintah daerah kemudian kami yang menginisiasi supaya bangunannya layak,” cetusnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Yayasan RMM, Suryadi Mas’ud mengungkapkan bahwa para mantan napiter memang harus terus dibina. Salah satunya dengan pemberdayaan seperti yang ada sejauh ini.
Dalam yayasan, kata dia, sedikitnya ada sekitar 20-an UMKM yang dijalankan para mantan napiter selama satu tahun lebih RMM berdiri.
“Sekarang sudah ada kurang lebih UMKM yang ada di yayasan kami. Jenisnya ada yang warung, jual-beli motor bekas, bengkel las, dan banyak lagi,” ucapnya.
Lebih lanjut diungkapkan salah satu pelaku di balik peristiwa Bom Sarinah tersebut, bahwa secara umum selain daripada kegiatan ekonomi, pihak yayasan juga aktif melakukan deradikalisasi serta pendidikan.
“Deradikalisasi itu kita khususnya untuk warga yayasan sendiri dan keluar. Sementara pendidikan, kami membina anak-anak kami dari mantan napiter dan anak-anak kurang mampu yang ada di sekitar kami,” cetusnya.(maj)