“Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi kami. Ketimpangan ini perlu segera ditekan agar risiko keuangan di lapangan dapat diminimalkan,” jelas Darwisman.
Melalui program seperti LAYARKU, OJK berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemahaman keuangan, mulai dari cara mengelola keuangan pribadi hingga memanfaatkan layanan keuangan formal yang tersedia.
Peran TPAKD dan FKIJK dalam Peningkatan Literasi
Darwisman menambahkan, keberhasilan peningkatan literasi keuangan juga didukung oleh kolaborasi erat antara OJK, TPAKD, dan FKIJK. Melalui TPAKD, berbagai program inklusi keuangan dirancang untuk menjangkau masyarakat di pelosok daerah, terutama kelompok masyarakat yang selama ini belum tersentuh layanan keuangan formal.
Sementara itu, FKIJK Sulselbar turut berperan aktif dalam menyukseskan program LAYARKU dengan menyediakan sumber daya dan infrastruktur yang mendukung. “Jaringan kantor IJK di seluruh wilayah Sulselbar menjadi modal penting untuk memastikan bahwa literasi keuangan dapat menjangkau masyarakat hingga ke desa-desa terpencil,” tambahnya.
Dampak Jangka Panjang Program LAYARKU
Program LAYARKU tidak hanya fokus pada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang keuangan, tetapi juga pada perluasan akses terhadap layanan keuangan formal seperti tabungan, asuransi, pinjaman, hingga layanan keuangan digital.
Darwisman optimis, dengan terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi keuangan, ketimpangan antara literasi dan inklusi keuangan akan semakin berkurang di masa mendatang. “Kami berharap, dengan meningkatnya literasi keuangan, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan keuangan, sehingga kesejahteraan mereka pun meningkat,” tutupnya.