Kemajuan ekonomi yang menakjubkan karena visi pemimpinnya, Sheikh Mo untuk selalu menjadi nomor satu di dunia. Prinsipnya, Dubai, UAE harus lebih baik dari Singapura dan Hong Kong. Sehingga, hanya dalam waktu singkat, Dubai, UAE telah mendapat julukan sebagai The Singapore of the Middle East atau The Hong Kong of Middle East.
Sheikh Mo dalam memimpin Dubai, UAE dibimbing langsung oleh sang ayah, Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum dan pemimpin Abu Dhabi, Sheikh Zayed Bin Sultan Al Nahyan. Salah satu yang menarik dalam interkasi ketiganya adalah saat Sheikh Mo mengemukakan idenya untuk memperluas Dubai International Airport menjadi yang terbesar du dunia.
Ide ini bahkan ditentang oleh sang mentor, Sheikh Rashid dan juga Sheikh Zayed. Pemimpin muda Dubai, UAE hanya punya waktu 24 jam untuk meyakinkan mentornya bahwa perluasan bandara Dubai menjadi salah satu yang terbesar di dunia sangat layak secara ekonomi dan bisnis.
Kurang dari 24 jam. Sheikh Mo, seperti yang dapat dibaca dalam buku berjudul: “My Vision, Challenges in The Race for Excellence,” dengan argumentasi bahwa Dubai, UAE tidak punya SDA melimpah, sehingga keberlanjutan pembangunan hanya bisa dilakukan dengan menjadikan Dubai, UAE sebagai penghubung transportasi udara baik kargo maupun penumpang dari dan ke seluruh dunia.
Satu langkah berhasil dilalui, Sheikh Mo mampu meyakinkan sang mentor. Sekarang, saatnya memulai pembangunan Dubai International Airport dengan pembiayaan murni dari dana investasi dan pinjaman swasta tanpa dukungan pembiayaan dari negara.