“Buku ini banyak membahas tentang Makassar. Contoh yang paling membekas di pikiran saya adalah saat pernikahan mereka, yang sangat detail, bahkan sampai baju pengantinnya. Itu bisa jadi pembelajaran untuk pembaca di luar Makassar,” sambungnya.
Pembaca dari luar daerah juga memberikan apresiasi terhadap buku Anjungan Losari. Menurut Nayla, buku ini sudah sangat bagus dan detail dalam menggambarkan Makassar, namun alur dan klimaksnya masih perlu diperbaiki agar lebih menarik dan membuat pembaca semakin semangat untuk membaca karya Fatim berikutnya.
“Untuk buku Anjungan Losari, menurut saya sudah bagus banget karena banyak menceritakan tentang Makassar dan hal-hal kecil yang sangat detail. Namun, untuk alur dan klimaksnya, Fatim perlu lebih belajar lagi agar pembaca semakin greget dan semangat untuk membaca buku berikutnya,” ujar Nayla, mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta.
Dengan penerbitan bukunya, Fatim berharap dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya lokal. “Harapan saya ke depannya, semoga saya bisa terus menulis, menghibur banyak orang dengan karya-karya saya, dan tetap tekun dalam hobi menulis ini. Sejujurnya, saya juga senang bisa berbagi ilmu dengan banyak orang tentang dunia kepenulisan,” jelas Fatim. (Wulandari Wiastra, mahasiswa Magang FAJAR dari Universitas Negeri Makasar)
Nama Lengkap: Nur Fatimah Azzahra
TTL: Pinrang, 18 Desember 2004
Latar Belakang Pendidikan:
- SDN Pai Makassar
- MTsN 02 Makassar
- SMAN 07 Pinrang
- Universitas Negeri Makassar prodi PPKN, semester 5
Dokumenter yang Terpublikasikan:
- Puisi dalam lomba menulis puisi Nasional “Tetap Ada walau remuk berkali-kali” dan “Goresan Luka”
- Puisi dalam publikasi instagram (Di bawah tekanan kedamaian, Untuk perempuan dalam pelukan, Perihal Kehilangan, Untuk Tuan Nona Rindu)
- Cerita/fiksi (Siri’Na Pacce, Anjungan Losari, Kalimbu)