Langit pagi di Makassar tampak cerah, membangkitkan semangat peserta yang berkumpul di Gedung PT Indosat Tbk, Area SUMAPA, Jl. Slamet Riyadi. Mereka bersiap memulai perjalanan eksplorasi dalam acara Jelajah Tri. #JaringanTriHematDanCepat, #JelajahTriSulawesiSelatan
DEWI SARTIKA MAHMUD
Makassar
Jelajah Tri adalah sebuah kegiatan eksplorasi untuk mengenal lebih dekat kinerja jaringan 3 di Sulawesi Selatan. Dengan dukungan perangkat canggih dari Huawei, acara ini menjadi ajang pembuktian jangkauan jaringan 3 yang mencatat Net Coverage Performance (NCP) hingga 94% di wilayah Sulawesi Selatan.
Destinasi pertama adalah Site 3 di Moncobalang, tepatnya di Galesong Utara. Di tengah deretan rumah warga dan hamparan kebun hijau, berdiri menara Base Transceiver Station (BTS) yang menjadi ujung tombak konektivitas di area tersebut.
Teknologi dari Huawei menghadirkan stabilitas sinyal yang luar biasa, bahkan di lokasi yang jauh dari pusat kota. Saat uji coba, koneksi tetap stabil untuk streaming video berkualitas tinggi dan pengunduhan data, membuktikan dedikasi 3 dalam menyediakan layanan berkualitas di Sulawesi Selatan.
SVF Head of Marketing Kalisumapa IOH, Adiyanto Adhi K, menegaskan komitmen mereka untuk terus menghadirkan solusi terbaik bagi pengguna di pelosok Sulawesi Selatan. “3 serius menjangkau wilayah terpencil, tidak hanya memperluas jaringan tetapi juga memastikan kualitas layanan dengan teknologi terkini,” ujarnya.
SVF Head of Region Sulawesi IOH, Beni Iskandar, menambahkan bahwa jangkauan jaringan 3 di Sulsel mencatat NCP sebesar 94%, dengan beberapa wilayah seperti Gowa mencapai 98% dan Makassar 100%. “Ini mencakup 167 desa/kelurahan di 18 kecamatan,” jelasnya.
Di Gowa sendiri, terdapat 172 BTS dengan total monthly traffic mencapai 1.794 terabyte. Setelah dari Moncobalang, perjalanan berlanjut ke 3Kiosk Galesong di Anugrah Cell. Kios ini memudahkan pelanggan untuk mengakses produk dan informasi terkait layanan 3.
Muhammad Khairul, pemilik Anugrah Cell, menjelaskan bahwa kiosnya berdiri sejak April 2024. Berkat usaha tersebut, ia telah mampu membeli mobil dari keuntungan penjualan kartu perdana, voucer kuota, dan produk Tri lainnya. “Alhamdulillah, dalam sebulan saya bisa meraih omzet hingga 40 juta rupiah,” ungkapnya.
Khairul menambahkan bahwa ia menargetkan pasar lokal atau akamsi (anak kampung sini) karena Tri dianggap sebagai operator dengan jaringan berkualitas, hemat, dan cepat. “Banyak yang mencari kartu Tri untuk bermain game juga,” ujarnya. Dengan acara ini, terbukti bahwa pelanggan di area pedesaan tetap dapat menikmati layanan internet berkualitas tinggi. (*/)