FAJAR, JAKARTA — Sektor jasa keuangan di Sulsel terus menunjukkan pertumbuhan positif yang menjadi fondasi kuat bagi pembangunan ekonomi daerah. Kinerja sektor keuangan di wilayah ini tidak hanya stabil tetapi juga berperan strategis dalam mendukung pembangunan nasional dan daerah, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar, Darwisman mengatakan sektor jasa keuangan di Sulsel mencatat pertumbuhan yang sangat baik. Ini menunjukkan peran strategis industri ini dalam mendukung stabilitas ekonomi, peningkatan inklusi keuangan, dan pemberdayaan masyarakat.
Data terkini mencerminkan stabilitas dan pertumbuhan yang menggembirakan. Aset perbankan di Sulsel tumbuh sebesar 7,23%, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 8,71%, dan penyaluran kredit naik 6,90%. Tingkat Non-Performing Loan (NPL) terjaga di level 2,90%, sementara Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 123,45%, mencerminkan efisiensi dalam penghimpunan dan penyaluran dana.
“Kredit perbankan didominasi sektor perdagangan besar dan eceran dengan pangsa 38,48%. Sementara itu, perbankan konvensional masih mendominasi kegiatan usaha dengan share aset 91,93%, DPK 91,45%, dan kredit 91,63%,” kata Darwisman saat menjadi pamateri di Jurnalis Update di Hotel Grand Hyatt Jakarta, 1 Desember, 2024.
Lebih lanjut Darwisman menjelaskan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), kredit yang disalurkan pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 5,41%, dengan rasio NPL 4,63%. Pangsa kredit UMKM mencapai 38,41% dari total kredit, menjangkau 913.080 rekening debitur. Namun, hal ini baru mencakup 50% dari total UMKM yang tercatat di Sulawesi Selatan sebanyak 1,8 juta unit usaha.