Dia juga mengaku, Sadikin seperti hilang jejak. Tavares mengaku, pesan terkahir yang dia dapatkan dari Sadikin pada 17 Mei lalu. Sehingga, dia tidak tahu harus seperti apa untuk menyikapi kondisi ini.
”Sekarang 1 Desember. Penghubung saya dan manajemen adalah Fajrin, tetapi saya tidak mendapat jawaban dari dia sejak pekan lalu. Saya meminta dia menghubungi saya tetapi tidak ada jawaban,” ungkapnya.
Juru taktik berpaspor Portugal itu mengaku tidak mengerti dengan situasiasi ini. Sebab, para pemain selalu bertanya kepadanya dan dia tidak bisa menjelaskan apa-apa karena tidak ada jawaban dari manajemen.
Sehingga, dia menganggap tidak maksimal untuk laga ini. Dia mengaku hanya akan bermain ala kadarnya. Ini hanya persoalan harga diri saja, sehingga PSM akan tetap menjalani pertandingan yang sudah terjadwal.
”Untuk pertandingan besok, persiapan kami tidak bagus. Jadi kalau kita main besok, berarti itu cuma harga diri saja. Sebagai pelatih syaa merasa tidak enak, tidak senang dengan situasi ini. Karena ini kedua kalinya saya rasakan, di luar saya tidak pernah rasakan seperti ini,” terangnya.
Dengan begitu, Tavares tidak mengincar kemenangan di laga ini. Dia meminta permakluman, jika pada laga kontra Borneo FC kalah besar, maka itu bagian dari dampak situasi ini.
”Pada sata anda bekerja dan tidak digaji, hanya mendengar bos mengatakan akan membayar besok, besok, dan besok, fokus pasti terganggu. Jika anda ingin semuanya baik, maka seharusnya hal ini dibenahi,” terangnya.
Masalah Klasik
Sekjen Red Gank PSM, Sadakati Sukma menilai, ini merupakan masalah klasik yang selalu berrulang-ulang. Meski dia menganggap hal ini tidak hanya terjadi di PSM, seharusnya bisa diatasi dengan segera.