FAJAR, MAKASSAR-Pilkada Sulawesi Selatan 2024 menjadi ajang penting dalam menentukan arah masa depan provinsi ini. Kemenangan pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi bukan hanya hasil dari kerja keras kampanye, tetapi juga dukungan berbagai pihak yang percaya pada visi mereka. Salah satu figur yang memainkan peran strategis adalah Ariella Hana Sinjaya, Ketua Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Timur (PMKIT) di Sulawesi Selatan.
Sebagai pemimpin komunitas minoritas, Ariella tak hanya mendukung pasangan Andi-Fatmawati secara politik, tetapi juga aktif mendampingi Fatmawati Rusdi dalam menyerap aspirasi rakyat, khususnya dari kelompok minoritas. Perannya yang konsisten dalam menjembatani dialog antar kelompok menjadi sorotan di tengah berbagai isu negatif yang menyerang pasangan tersebut.
Melawan Isu Intoleransi dengan Keberanian
Di tengah tuduhan bahwa Andi Sudirman Sulaiman adalah sosok yang intoleran, Ariella dengan tegas membantahnya melalui pendekatan yang penuh keberanian dan fakta. Ia aktif menyuarakan kepada komunitas minoritas bahwa Andi adalah pemimpin yang mengedepankan harmoni dan keadilan.
Dalam berbagai kesempatan, Ariella menjelaskan bahwa Andi Sudirman Sulaiman, bersama Fatmawati Rusdi, adalah pasangan yang memiliki visi keberagaman dan inklusivitas. Ariella dengan berani menyampaikan agar masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan isu negatif dan/atau terpengaruh dengan oknum-oknum yang berusaha menggunakan politik identitas yang sensitif dan yang bisa memecah belah. Ariella kerap mengingatkan bahwa setiap orang tentunya memiliki kebebasan untuk memilih dan mendukung paslon idolanya, namun jangan gunakan kampanye negatif. Sekalipun kadang mendapatkan tantangan keras, namun dengan tegas dia selalu mengatakan agar segelintir oknum yang berusaha menyebarkan isu intoleransi – janganlah beranggapan bahwa mereka sudah mewakili seluruh masyarakat Kristen dan/atau minoritas di Sulawesi Selatan.
Ariella bercerita bahwa sebenarnya sudah tidak ingin terlibat dengan hal-hal yang berhubungan dengan partai politik, bahkan bisa dibilang dia bukan bagian dari partai politik mana pun, dan juga bukan tim sukses dari paslon mana pun. Namun sebagai seorang Perempuan Pemimpin, Ariella merasa gerah ketika mendengar/melihat pembullyan atau hal-hal yang tidak masuk akal digunakan untuk menjatuhkan orang lain, dan prihatin karena isu intoleransi itu akan merugikan masyarakat Kristen, yang entah sengaja atau tidak, mau dimanfaatkan untuk dibuat takut dan membenci seseorang.
“Saya bersyukur bahwa masyarakat Kristiani pada umumnya dan teman-teman lintas agama lainnya cukup dewasa, dan tidak mudah terprovokasi, sehingga telah menggunakan hak pilihnya untuk memilih yang terbaik dari yang baik. Kami percaya bahwa Andalan Hati adalah pemimpin terbaik yang akan membawa Sulsel menuju masa depan yang lebih baik, berkarakter dan penuh toleransi,” tegas Ariella.
Mendorong Representasi Perempuan dalam Kepemimpinan
Ariella juga menyoroti pentingnya kehadiran Fatmawati Rusdi sebagai Wakil Gubernur. Menurutnya, Fatmawati bukan hanya pendamping politik, tetapi juga simbol keberpihakan pada rakyat, khususnya kaum perempuan dan minoritas.
Sebagai perempuan yang vokal dalam memperjuangkan kaum marginal dan advokasi masyarakat, Ariella percaya bahwa Fatmawati Rusdi membawa perspektif baru dalam kepemimpinan. Keberadaan Fatmawati, katanya, menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam membangun daerah. Video pernyataan Ariella yang menghimbau masyarakat Sulawesi Selatan agar mendukung Fatmawati beredar viral di berbagai media sosial meraih ratusan ribu viewers.
“Yach saya dan teman-teman dengan intense mem-broadcast video itu karena pribadi Ibu Fatmawati sangat menyenangkan dan rendah hati, Saya bisa merasakan karakter yang genuine (tidak dibuat-buat) ketika mendampingi beliau di beberapa kali pertemuan dengan tokoh-tokoh agama dan masyarakat, bu Fatma selalu menyimak setiap aspirasi yang disampaikan dengan tulus bahkan menitipkan nomor telepon beliau kepada para tokoh tersebut. Makanya tidak heran bila sebagian besar dari kami mendukung beliau. Sulsel ke depan memiliki Wakil Gubernur yang memiliki hati Ibu yang akan memperhatikan semua kalangan bagaikan seorang ibu yang hatinya tidak akan membedakan anak-anaknya”
Sulsel yang Inklusif
Ariella berharap kemenangan pasangan Andi-Fatmawati akan membuka jalan bagi kebijakan yang lebih ramah terhadap kelompok minoritas. Ia menyerukan perhatian khusus pada izin dan pembangunan rumah ibadah, seperti gereja, vihara, klenteng, pura.
“Ini bukan sekadar soal toleransi, tetapi tentang bagaimana kita hidup berdampingan dalam keberagaman. Sulawesi Selatan dapat menjadi contoh bagi provinsi lain dalam menerapkan harmoni antar golongan, dan saya berharap Sulawesi Selatan menjadi rumah yang lebih nyaman aman bagi semua, tempat di mana setiap orang merasa dihargai, tanpa memandang latar belakang suku ras dan agama. Mari kita bersama-sama mewujudkan masa depan Sulsel yang harmonis, adil, dan sejahtera,” tutup Ariella.
Ariella juga menyuarakan agar kebijakan seperti yang telah diterapkan di Luwu Timur, di mana anak-anak non-Muslim diperbolehkan menjalankan ibadah di sekolah saat umat Muslim melaksanakan sholat Jumat, dapat diterapkan di seluruh Sulawesi Selatan.
“Di kota Makassar ini ada hampir 2.000 siswa Kristen, dan sekitar 1.000 siswa Katolik, belum lagi yang beragama Budha, Hindu, Khong Hu Cu di SD/SMP Negeri (belum termasuk yang SMA) yang tidak mendapatkan pelajaran agama sesuai dengan agamanya karena tidak ada guru agama, dan banyak keluhan yang serupa di daerah lain.”
Kebijakan atau Peraturan Daerah yang mengijinkan anak-anak non-Muslim dapat melakukan ibadah di sekolah pada saat umat Muslim melaksanakan sholat Jumat, akan sangat membantu generasi muda untuk bertumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia karena data mencatat bahwa di sekolah-sekolah negeri kekurangan guru agama sehingga anak-anak tidak mendapatkan hak pembelajaran agama sesuai dengan agamanya masing-masing.
Perlu diketahui bahwa di bawah kepemimpinan Ariella, PMKIT (Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Timur) di Sulsel telah mendukung pemerintah melalui berbagai kegiatan sosial dan telah terlibat aktif dalam proses penanggulangan covid 19. Juga telah berperan aktif mengedukasi masyarakat untuk membela toleransi dan persatuan di tengah dinamika politik Pilkada Sulsel 2024. Hal ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan yang berlandaskan cinta kasih mampu menyatukan keberagaman.
Ariella yang juga pendiri Yayasan Anak Bangsa Berakhlak Mulia yang telah banyak memberikan kontribusi sosial bagi kota Makassar selama bertahun-tahun melalui program pembinaan karakter Anak BBM (Bangsa Berakhlak Mulia), sehingga kisahnya pernah ditayangkan di program Kick Andy, dia juga pernah menerima Australia Award Indonesia sebagai salah satu Perempuan Pemimpin Lintas Agama, dan pernah diundang ke PBB dalam forum Leadership for Public Policy.
Dengan dedikasi Ariella Hana Sinjaya bersama teman-teman yang tak kenal lelah, masyarakat Sulawesi Selatan memiliki alasan untuk optimis bahwa keragaman dapat menjadi kekuatan, bukan perpecahan. Kini, harapan besar ada di pundak para pemimpin baru untuk membawa provinsi ini menuju kemajuan yang lebih inklusif. (*)