Puan juga memberikan apresiasi kepada para guru yang tetap berdedikasi mengajar hingga pensiun meskipun dengan penghasilan yang minim. Menurut Puan, jiwa patriotisme selalu mengalir dalam diri seorang guru.
“Penting untuk dipahami bahwa kesejahteraan yang baik pastinya akan meningkatkan motivasi dan produktivitas guru. Hal ini yang akan berdampak pada kualitas pembelajaran di sekolah,” jelas Puan.
“Jadi, kualitas pendidikan Indonesia akan menjadi yang terbaik manakala semua masalah terkait kesejahteraan guru dapat diatasi,” imbuhnya.
Kendati ada kebijakan kenaikan gaji guru pada 2025, Puan menilai masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi Pemerintah untuk memastikan sistem pendidikan di Indonesia tetap berkualitas. Salah satunya adalah pengangkatan guru honorer yang belum jelas nasibnya, terutama terkait kepastian pengangkatan menjadi PPPK. Puan menyoroti bahwa target Pemerintah untuk mengangkat 1 juta guru honorer menjadi PPPK pada tahun ini tampaknya sulit terealisasi.
“Kita sesalkan pengangkatan guru menjadi ASN atau PPPK lebih lambat dibandingkan dengan laju kebutuhan,” ujar Puan.
Cucu Bung Karno itu juga mengungkapkan adanya dugaan kecurangan dalam program pengangkatan guru honorer menjadi PPPK. Belakangan, muncul isu sulitnya Surat Keputusan (SK) turun kepada calon guru PPPK meski telah lolos seleksi. Beberapa kasus di sejumlah daerah juga menunjukkan adanya manipulasi data mengajar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikbudristek yang kini menjadi Kemendikdasmen, serta fenomena orang yang tidak pernah mengajar namun tercatat sebagai guru honorer.