Kebingungan yang muncul akibat ulah mahasiswa adalah hal yang wajar, mengingat seharusnya mahasiswa sebagai insan akademis mampu berpikir kritis dan bertindak secara rasional. Situasi ini mengingatkan kita pada pentingnya pendidikan karakter di perguruan tinggi.
Selain mengasah kemampuan intelektual, mahasiswa juga perlu dibekali dengan nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial agar tindakan mereka selaras dengan cita-cita mulia yang mereka perjuangkan.
Jika dikelola dengan baik, mahasiswa dapat menjadi kekuatan konstruktif dalam masyarakat. Namun, tanpa kontrol emosi dan kesadaran sosial yang memadai, potensi mereka bisa berubah menjadi destruktif. Dialog antara mahasiswa, pihak kampus, dan masyarakat luas sangat diperlukan untuk menjembatani kesenjangan antara idealisme dan praktik.
Saya setuju dengan pemikiran almarhum Prof. Dr. Halim Mubin dengan menawarkan ide agar dibangunkan sebuah lapangan, tempat mahasiswa mengungkapkan idealisme dengan bebas sehingga tidak lagi menghalangi masyarakat mencari kesejahteraanteraan. Tetapi pertanyaannya, apakah mereka bisa menerimanya? Sebab yang mereka sukai jika dapat perhatian publik bahkan di antara mereka lebih suka jika banyak orang terhalang. (*)
*Penulis merupakan guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar