Sebagai bagian dari upaya menuju nol emisi, PT Vale mengoperasikan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sorowako, Sulawesi Selatan, yang telah membantu menurunkan emisi hingga 11,41% pada akhir 2022. Perusahaan juga memanfaatkan teknologi seperti electric boiler dan biodiesel B30 di pabrik pengolahan nikel, dengan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 33% pada 2030, sebelum mencapai nol emisi pada 2050, sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional.
Selain itu, teknologi canggih seperti Continuous Emission Monitoring System (CEMS) dan Electro Static Precipitator (ESP) digunakan untuk memantau dan mengontrol emisi dari proses produksi. Seluruh kegiatan peleburan perusahaan menggunakan tenaga hidroelektrik 100%, yang tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan.
Selain itu, perusahaan ini telah berhasil merehabilitasi area tambang hingga 250% dari lahan yang dibuka, sekaligus menjaga kualitas air di sekitar tambang selama lebih dari 50 tahun. Sepanjang 2022, PT Vale mencatat intensitas karbon operasional pabrik nikel di Sorowako sebesar 26,94 ton CO2eq per ton nikel, yang merupakan level terendah di Indonesia. Inovasi lain seperti smart energy monitoring, uji coba kendaraan berat listrik, dan pengembangan bus listrik untuk operasional karyawan terus dilakukan untuk mengurangi jejak karbon lebih jauh. Dalam pengelolaan limbah cair, PT Vale mengoperasikan fasilitas seperti Lamella Gravity Settler dan Pakalangkai Waste Water Treatment yang terintegrasi dengan sistem pengendalian sedimen berkapasitas lebih dari 15 juta meter kubik.