Hasilnya, kini kualitas air Sungai Bahopenila terpantau stabil tanpa lonjakan parameter Total Suspended Solid (TSS), bahkan saat kondisi hujan tiba. Tak hanya itu juga melaksanakan pendampingan kepada petani melalui penyuluhan serta distribusi pupuk kompos guna memperbaiki kualitas lahan sawah yang terdampak.
Data terakhir memperlihatkan dari 5.400 hektare area yang telah dibuka untuk aktivitas pertambangan PT Vale lebih dari setengahnya atau mencapai 3.500 hektar telah dihijaukan kembali melalui geliat reklamasi yang dilakukan. Ada lebih dari 4,46 juta pohon ditanam di area itu, termasuk tanaman endemik lokal.
Pada 2025, PT Vale memiliki target persentase luasan reklamasi bahkan akan semakin diperbesar dengan capaian hingga 70% dari total luas area yang dibuka. Rencananya, dari 5.996 hektare area yang diproyeksi dibuka hingga tahun tersebut, seluas 4.195 hektar diantaranya harus sudah dihijaukan kembali.
Chief Project Officer Growth Project PT Vale Indonesia, Muhammad Asril mengatakan, sebagai salah satu pelopor penerapan Good Mining Practices (GMP) di Indonesia, perseroan terus menunjukkan komitmennya dalam inisiatif keberlanjutan. Dia menekankan, dengan progres pemulihan sungai mencapai 90 persen, upaya normalisasi Sungai Bahopenila diharapkan menjadi model bagi program lingkungan lainnya di Indonesia. Hal ini juga sekaligus mempertegas komitmen perusahaan untuk mendukung masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan. Adapun sisa pengerjaan meliputi pembangunan kolam sedimentasi dan saluran air di bawah area Workshop Office Compound (WOC).