Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf (Tenaga Pengajar FEB Unhas)
HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar telah usai. Pemenangnya juga sudah ada, pasangan Mulia untuk Appi – Aliah.
Saatnya bekerja membangun Makassar dengan visi, misi dan strategi transformasi ekonomi menjadi “business capitol” atau “ibu kota bisnis” bagi Kawasan Timur Indoensia (KTI). Makassar menjadi regional hub di KTI.
Visi ini sejalan dengan visi Sheikh Mohammad Rashid Al- Maktoum (Sheikh Mo) dalam skala yang lebih besar. Sheikh Mo, pemimpin Dubai, United Arab Emirate (UAE) memiliki visi menjadikan Dubai, UAE sebagai “business capital” secara global.
Pembangunan Dubai, UAE sebagai international hub dalam berbagai bidang dimulai sejak tahun 1971, yaitu pada saat UAE terbentuk sebagai gabungan tujuh kerajaan di bagian timur jazirah Arab. Tujuh kerajaan membentuk negara federal yang terdiri dari: Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ras Al Khaimah, Umm Al Quwain, Ajman dan Fujairah.
Secara geografis, posisi UAE tidak begitu strategis, seperti Pulau Singapura di Selat Malaka dan Kota Makassar yang menjadi pintu gerbang selat Makassar sebagai jalur utama pelayaran yang menghubungkan benua Australia dan Asia. Posisi pelabuhan Jabel Ali di Dubai, UAE malah tersembunyi di selat Hormuz.
Posisi Dubai, UAE berada di kawasan yang secara bisnis tidak aman. Kawasan ini terus dilanda perang sejak perang Iran-Irak, Arab Spring hingga saat ini, perang Iran-Israel, invasi Israel ke Paletina, Houthi, dan Hisbullah, Libanon Selatan melawan Israel. Bahkan Houthi, Yaman yang berdekatan dengan UAE setiap saat menembakkan rudal ke Israel.