Pemerintah Kota Makassar mulai menata industri pariwisata dengan memanfaatkan destinasi wisata belanja yang ada di Kota Makassar. Termasuk membangun fasilitas untuk pertemuan yang dapat menampung peserta dalam jumlah sangat besar. Membuat konsep yang mengintegrasikan destinasi wisata yang ada di sekitar Makassar hingga ke Malino, Bulukumba, Selayar, dan Toraja.
Pemerintah Kota Makassar harus merevitalisasi peran pelabuhan Makassar sebagai trading hub untuk KTI. Dimana pengiriman barang ke berbagai daerah dan juga ke negara lain untuk barang yang berasal dari KTI dilakukan melalui pelabuhan Soetta Makassar. Tidak hanya itu, bandara Sultan Hasanuddin menjadi regional hub untuk kargo udara menuju dan keluar KTI.
Akhirnya, masih meniru model pembangunan Dubai, UAE, strategi pembangunan Kota Makassar ke depan dapat menjadikan pelabuhan Soetta sebagai FTZs seperti pelabuhan Jabel Ali di Dubai, Soekarno-Hatta Port Free Zones.
Demikian juga dengan kawasan bandara Sultan Hasanuddin menjadi Sultan Hasanuddin Airport Free Zones dengan sejumlah insentif, mulai dari kemudahan pendirian perusahaan hingga insentif pajak.
Pemerintah Kota Makassar perlu membangun factory outlet di sekitar bandara Hasanuddin seperti yang banyak ditemui di kota-kota besar dunia, seperti Paris, Tokyo, Washington, dan lainnya. Factory outlet menjual barang-barang pabrikan bebas pajak sehingga harganya murah. (*)