FAJAR, ENREKANG- Kabupaten Enrekang salah satu daerah penghasil bawang merah di Sulsel. Tak heran, jika banyak warga yang menggantungkan hidup di komoditas unggulan Bumi Massenrempulu ini.
Namun, Harga bawang yang fluktuatif, bahkan cenderung anjlok menjadi boomerang bagi para petani. Sebut saja di Desa Sudu, Kecamatan Alla dan Desa Baroko Kecamatan Baroko. Juga ada di Cakke Kecamatan Anggeraja.
Petani di daerah ini sudah dikenal lama memproduksi bawang merah. Hasilnya telah dikenal memiliki kualitas yang baik. Bahkan, menjadi sumber ekonomi utama Sebagian masyarakat terutama di daerah penghasil. Namun, pada Oktober-November 2024, Harga bawang merah di Kabupaten Enrekang menurun drastis
Hal tersebut diakui salah seorang petani dari Cakke bernama Harianto. Ia menuturkan, idealnya Harga normal bawang merah di kisaran Rp10.000 per/kg, namun saat ini turun menjadi Rp6.000 per kg.
Pemicunya, kata dia, karena ketika hasil panen bawang merah dalam jumlah yang sangat besar terjadi di musim tertentu. Produksi bawang merah melebihi permintaan pasar, sehingga harga turun.
“Faktor cuaca juga sangat mempengaruhi saat proses tanam dan panenmendukung proses tanam dan panen” ujarnya.
Menurutnya, anjloknya harga bawang membawa kerugian besar kepada petani. Sebab, modal yang dikeluarkan mereka cukup besar, tidak sebanding dengan hasil yang didapat.
“Makanya, diwaktu tertentu kita bisa mengurangi menanam bawang dengan jumlah besar. Biasanya diganti dengan menanam sayur-sayuran misalnya; cabai, tomat, kol dan lainnya yang harganya normal atau menguntungkan jika dijual dipasaran,”jelasnya.