Dia menceritakan kedatangan Kabaharkan Polri dalam kunjungan kerja Menteri Pertanian hingga foto penyerahan bantuan adalah hal yang diluar konteks pemerintahan karena Kabaharkam Polri tak ada kolerasinya dengan pertanian, tentunya ini menimbulan tanda tanya besar karena pada waktu yang bersamaan, tahapan pilkada telah berjalan dan telah menjadi rahasia umum bahwa dia adalah saudara kandung salah satu paslon.
“Ini ada dampak yang begitu signifikan karena pasca kejadian itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Gowa melalui Ketua Kotak Kabupaten Gowa secara terang-terangan dalam videonya yang vira mengarahkan untuk mendukung paslon lain,” tuturnya.
Lalu terhadap Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) yang secara lugas dalam acara kebesaran Gowa dalam hal ini Hari Jadi Gowa terang-terangan cawe-cawe mengarahkan warga Gowa agar menghadapi pilkada dengan Hati Damai, yang secara politik merupakan Tagline Paslon 02 serta memberikan ucapan negatif campign terhadap paslon 01 Aurama.
“Tentunya ini bukanlah contoh yang baik bagi pemerintah kepada rakyatnya yang menggunakan jabatannya untuk mengkampanyekan salah satu paslon. kami berharap agar Presiden RI bisa mengevaluasi wakil menteri P2MI karena ini adalah gambaran kecil, belum di lantik beberapa bulan udah berani menggunakan jabatannya untuk cawe-cawe,” harapnya.
Politisasi Pendidikan dan Praktik Money Politic
Tim hukum Aurama juga mengungkap insiden yang melibatkan guru-guru di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sungguminasa. Mereka diduga membagikan uang sebesar Rp200.000 per orang kepada wali murid, sembari mengarahkan mereka untuk memilih Paslon 02.