English English Indonesian Indonesian
oleh

Bawaslu Sulsel Gelar Doa Bersama untuk Pilkada Serentak 2024, Serukan Pilkada Damai

MAKASSAR, FAJAR – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sulsel mengadakan Doa Bersama untuk Sulsel Menuju Pemilihan Serentak 2024. Kegiatan bertajuk “Harmoni dalam Keberagaman, Bersama Memilih untuk Masa Depan Sulsel” itu digelar di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sulsel, Ahad, 24 Novemver, malam.

Kegiatan ini dihadiri seluruh Forkopimda Sulsel, Komisi Pemilihan Umum (KPU) provinsi dan kabupaten kota, tokoh agama yang tergabung dalam FKUB, tokoh masyarakat, dan sejumlah calon kepala daerah. Tampak diantaranya Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Mohammad Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad dan paslon nomor 2, Andi Sudirman Sulaiman- Fatmawati Rusdi.

Ketua Bawaslu Sulawesi Selatan (Sulsel), Mardiana Rusli, dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga demokrasi dan nilai-nilai keberagaman di tengah proses pemilihan mendatang. Ia menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ritual, tetapi momen untuk memperkuat kedaulatan masyarakat Sulsel.

“Hari ini kita Matudang-tudang, Tudang Sipulung, duduk bersama untuk berdiskusi dan saling menguatkan. Tugas kita adalah mereduksi kerawanan demokrasi di Sulsel yang selama ini dianggap berada di posisi empat besar secara nasional. Namun, faktanya, tidak ada kerawanan signifikan karena TNI dan Polri mampu mengendalikan situasi keamanan dengan baik,” ujarnya.

Ana, sapaannya, juga menyoroti pentingnya integritas dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk isu politik uang, hoaks, dan ujaran kebencian. Ia optimis, dengan komitmen bersama, semua tantangan tersebut dapat diatasi. “Pepatah Bugis mengatakan, Melekki Tapada Mulle, Tapada Mamminangeng—kita harus saling mendukung dan menjaga kebersamaan,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia berharap pemimpin yang lahir dari proses ini akan membawa keadilan dan kebijaksanaan bagi masyarakat Sulsel. “Dalam proses ini, KPU dan Bawaslu berperan layaknya ibu yang mengandung dan mengasuh. Mereka meracik demokrasi yang sesuai dengan keinginan rakyat, dan berjuang untuk melahirkan pemimpin yang amanah,” ungkap Ana.

Ia menutup sambutannya dengan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat untuk menjaga harmoni dalam keberagaman. “Sulsel adalah rumah kita bersama. Mari kita pilih pemimpin yang terbaik demi masa depan daerah yang kita cintai ini,” pungkasnya.

Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar, dalam sambutannya melalui Zoom dari Arab Saudi, memberikan apresiasi kepada jajaran KPU dan Bawaslu Sulsel atas kerja keras mereka dalam menyelesaikan tahapan pemilihan dengan baik. Ia menegaskan bahwa Sulsel merupakan salah satu ikon provinsi yang membanggakan di Indonesia Timur.

“Saya sangat setuju dengan pernyataan Ketua Bawaslu bahwa Sulsel adalah cermin Indonesia Timur. Jika ingin melihat keberhasilan di timur Indonesia, lihatlah Sulsel. Banyak hal membanggakan yang dapat kita lihat dari provinsi ini,” ujar Nasaruddin.

Menag mengajak seluruh masyarakat Sulsel untuk tetap kompak dan menjaga reputasi yang telah dicapai. “Sejarah membuktikan bahwa Sulsel adalah ikon manusia cerdas di kawasan Asia Tenggara. Mari kita pertahankan prestasi yang telah kita torehkan bersama,” tambahnya.

Pesan untuk Pemilu Damai

Sebagai bagian dari keluarga Bugis-Makassar, Nasaruddin memberikan beberapa pesan penting untuk masyarakat Sulsel menjelang Pemilu 2024.

Pertama, ia berpesan untuk saling mendoakan. Ia mengingatkan pentingnya doa sebagai senjata utama orang beriman, tanpa memandang perbedaan politik dan agama.

“Sekalipun beda pilihan, jangan mendoakan keburukan bagi orang lain. Itu bukan ajaran leluhur kita atau Rasulullah SAW,” tegasnya.

Kedua, ia agar semua menerima hasil Pemilihan. Nasaruddin menekankan pentingnya bersikap dewasa dalam menerima hasil pemilu.

“Siapa pun yang terpilih nanti, kita harus bersatu dan mengucapkan selamat. Kegagalan bukanlah akhir, melainkan keberhasilan yang tertunda. Allah sudah mengatur segalanya,” jelasnya.

Ketiga, hindari isu SARA dan Etnisitas.
Ia mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak dalam isu primordial, etnis, atau agama, karena hal tersebut hanya akan merugikan.

“Kita tidak ingin melihat konflik berdarah hanya karena perbedaan politik. Mari tunjukkan kedewasaan kita sebagai masyarakat Bugis-Makassar yang matang,” katanya.

Keempat, ia berpesan pentingnya kematangan masyarakat dan kandidat
Menag berharap para pendukung calon dapat menerima kenyataan dengan lapang dada.

“Karena itu biasa terjadi. Kadang kandidat sudah menerima, tetapi pendukung atau para loyalis justru tidak menerima. Jika kandidat dan masyarakat matang, Sulsel akan menjadi contoh provinsi yang sehat secara demokrasi,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, Nasaruddin Umar menyampaikan harapan dari Tanah Suci agar Sulsel mendapatkan pemimpin terbaik yang mampu merangkul semua elemen masyarakat. “Semoga pemimpin yang terpilih tidak mengecewakan, baik bagi mereka yang memilih maupun yang tidak memilihnya. Lupakan perbedaan saat kampanye, demi Sulsel yang lebih baik,” pungkasnya. (mum)

News Feed