➢ Menerapkan Permainan Tradisional seperti permainan dende, permainan lompat karet, permainan asing-asing, permainan ma’guli atau baguli, permaianan gandrang bulo, permainan makkaddaro, dll
➢ Mengenalkan kepada anak pakaian adat Sulawesi selatan yaitu dengan menggunakan pakaian adat seperti baju bodo.
➢ Mengenalkan kepada anak tentang Tari adat Sulawesi selatan yaitu tari pa’duppa, tari pakarena, tari mappadendang, dll dengan memperlihatkan video atau melatih anak melakukan gerakan tari adat Sulawesi selatan.
➢ Mengenalkan kepada anak bahasa bugis-makassar dengan menerapkan metode bercakap-bercakap menggunakan bahasa bugis-makassar.
➢ Mengajak anak mengunjungi tempat-tempat kebudayaan yang ada disulawesi selatan dengan menerapkan metode karya wisata mislanya mengajak anak ke balla lompoa yang ada di kab. Gowa, mengajak anak ke fort rotterdam yang ada di kota makassar, mengajak anak ke suku kajang yang ada di kab. Bulukumba, dan tempat kebudayaan lainnya.
Demikian penerapan budaya dan kearifan lokal dalam pembelajaran anak usia ini. Dalam hal ini, kita harus bersikap bijak. Teknologi yang semakin canggih, merupakan sebuah keniscayaan yang tak bisa dielakkan. Namun, demikian bukan berarti kita melupakan nilai-nilai kearifan lokal, yang sudah mengakar dalam masyarakat Indonesia. Menjadi pekerjaan rumah buat kita semua, para praktisi pendidikan, terutama pendidikan anak usia dini, untuk mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal kepada anak-anak, sebagai sebuah pewaris kehidupan kelak. Kalau bukan anak-anak, siapa lagi yang akan menjaga kearifan lokal Indonesia ?. Pembelajaran berbasis budaya lokal untuk Pendidikan Anak Usia Dini merupakan sebuah program pembelajaran yang memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak dengan menekankan pemahaman dan apresiasi terhadap tata cara hidup, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, seni, pemikiran, sistem nilai, cara kerja yang khas dari suatu masyarakat atau suku bangsa daerah tertentu.