“Paket sembako ini kan dalam jumlah yang demikian banyak. Bayangkan ada puluhan ribu paket. Pastilah biaya untuk itu sangat besar untuk sebuah sedekah Jumat berkah dan dibagikan jelang hari pencoblosan Pilkada,” katanya.
Apalagi tambahnya, pemilik sembako itu kan katanya seorang pengajar. Lantas dari mana dia mampu menyediakan dana demikian besar untuk sebuah alasan niat bersedekah.
“Lagian Prof. Zakir itu baru pertama kali bersedekah di Kecamatan Lappariaja. Jadi sangat mencurigakan memang ada niat tersembunyi di sana,” lanjut Mukhawas.
Karena dia mengecam keras Prof Zakir sebagai seorang guru besar yang menurutnya tidak memiliki integritas dan panutan moral pada masyarakat.
“Masyarakat Bone tahu bahwa Prof Zakir ini lebih dekat dengan salah satu paslon bupati dan gubernur,” tandasnya.
Kabar terbaru, paket sembako ini ternyata sudah mulai terdistribusi ke warga. Video pengakuan seorang ibu warga Lappariaja mengatakan dirinya telah menerima paket sembako itu dan diminta untuk memilih paslon Danny Pomanto-Azhar Arsyad untuk Pilgub Sulsel serta paslon Andi Islamuddin-Andi Irwandi Natsir untuk Pilbup Bone.
Perkembangan kasus ini terkesan lambat karena dugaan kuat adanga konflik kepentingan konflik dari Kasat Reskrim Res Bone AKP Muh Jusriadi Yusuf dan Kasat Intelkam Res Bone Iptu Muh Yusfin, Kapolsek Lappariaja Iptu Muh Amir Mahmud yang dikenal dekat dengan Prof. Zakir Sabara.
Ketidaknetralan kasat reskrim, kasat intelkam, dan Kapolsek Lapri ini ditengarai karena sangat dekat dengan Prof Zakir.