Ada abon tuna, abon ayam, kemudian varian sambal; ada sambal tuna, sambal teri, sambal cumi, sambal udang, dan sambal bawang
Perempuan 43 tahun ini mengaku untuk varian sambal, awalnya hanya memproduksi sambal tuna. Karena tuna mudah dijumpai di Makassar. Namun, karena banyak permintaan untuk menambah varian, maka ia membuat sambal teri. Apalagi, bagi masyarakat Sulsel, ikan teri adalah sesuatu yang khas. Juga stok di pasaran melimpah.
“Untuk yang pencinta seafood, gimana dong? Nah akhirnya saya tambah varian sambal udang dan cumi.Kemudian, bagaimana yang tidak makan seafood dan tidak makan ikan? Akhirnya saya ciptakan yang original. Jadilah sambal bawang,” ujarnya sambil terkekeh.
Menurutnya, varian abon maupun sambal Mak Judess lahir dari permintaan pasar. Ia menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Dari orderan orang ke orang hingga akhirnya masuk ke retail-retail modern yang ada di Makassar.
Bahan Baku Berkualitas
Tak puas sampai di situ, Sri Wahyuni terus bertekad mengembangkan usahanya dan memperluas jangkauannya. Kualitas produk terus diperbaiki. Menurutnya, yang paling penting juga itu adalah bahan baku. Ia memastikan supaya bahan baku seperti cabai, bawang merah dan aneka jenis ikan tetap segar.
Salah satu bahan baku yang digunakan adalah cabai katokkon. Merupakan cabai khas Tana Toraja yang memiliki rasa pedas dan aroma khas.
Ia pun bekerjasama dengan petani cabai untuk menyiapkan stok bahan baku yang berkualitas. Termasuk, menggandeng nelayan untuk menyediakan ikan-ikan segar.