FAJAR, MAKASSAR– Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali berkolaborasi dengan Universiti Malaya dalam menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk The 6th IC-Halal UMI 2024 on Halal: Policy, Culture, and Issues. Acara ini berlangsung secara hybrid (daring dan luring) pada Kamis, 21 November 2024, dengan tema besar “Halal for Health: Role of Halal Industry for Global Well-Being”.
Konferensi ini dipusatkan di Balai Ilmu Mahmood Zuhdi (BIMZ), Academy of Islamic Studies, Universiti Malaya (UM), Kuala Lumpur, Malaysia.
Dari pihak UMI, hadir Ketua Pengurus Yayasan Wakaf (YW) UMI, Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA; Plt. Rektor UMI, Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH, MH; Wakil Rektor V, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Hattah Fattah, MS; serta Wakil Rektor IV, Dr. KH. M. Ishaq Shamad, MA. Salah satu keynote speaker dari Indonesia, Dr. Hj. Nurjannah Abna, SS, M.Pd, dosen Fakultas Sastra UMI, juga turut memberikan materi.
Potensi Industri Halal
Plt. Rektor UMI, Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH, MH, dalam sambutannya, menyoroti pentingnya industri halal sebagai sektor yang terus berkembang pesat secara global.
“Industri halal telah menjadi sektor besar dan terus menunjukkan perkembangan pesat di berbagai belahan dunia. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam industri halal global. Oleh karena itu, peran akademisi dan penelitian sangat penting untuk mendorong inovasi dan pengembangan standar halal yang relevan dengan kebutuhan zaman,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Universitas Muslim Indonesia, sebagai institusi pendidikan yang berbasis dakwah, melihat pentingnya kajian ilmiah terkait perkembangan industri halal. Konsep ini harus selaras dengan visi dan misi UMI dalam mendukung sinergi antara pendidikan dan industri halal global.
Kerja Sama Pengembangan Pusat Halal Global
Dalam diskusi lanjutan, UMI dan Binaskill Academy Malaysia sedang mematangkan rencana blueprint untuk mengembangkan pusat unggulan halal global. UMI diharapkan menjadi salah satu pusat halal di wilayah Indonesia Timur.
Deputy Vice Chancellor (Research and Innovation) Universiti Malaya, Prof. Ir. Dr. Kaharuddin Dimyati, mengapresiasi kolaborasi ini sebagai implementasi kerja sama strategis antara dua institusi. “Indonesia dan Malaysia, sebagai negara Islam, memiliki komitmen tinggi untuk membangun ekosistem halal yang maju dan berkelanjutan,” tuturnya.
Perluasan Pemahaman Konsep Halal
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang diskusi akademis, tetapi juga bertujuan memperluas pemahaman tentang pentingnya konsep halal dalam berbagai aspek kehidupan, baik spiritual, sosial, ekonomi, maupun kesehatan.
Ketua Pengurus YW UMI, Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA, menyampaikan apresiasi atas kerja sama dengan Universiti Malaya dalam menyelenggarakan konferensi yang diikuti oleh akademisi, peneliti, dan profesional dari 9 negara.
Sementara itu, Dekan Academy of Islamic Studies Universiti Malaya, Prof. Dr. Mohd Fauzi bin Hamat, menyebut UMI sebagai mitra strategis dalam publikasi ilmiah terkait isu halal. Ia berharap konferensi ini menghasilkan publikasi dalam bentuk buku, artikel, atau jurnal yang terindeks internasional. (wis/*)
Ketua Panitia The 6th IC-Halal UMI 2024, Dr. Nurmiati Muchlis, M.Kes, melaporkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh peserta dari 9 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Filipina, Singapura, dan Kazakhstan. Sebanyak 130 makalah dari 7 negara diterima untuk presentasi dalam sesi paralel.
“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Ketua Pengurus YW UMI, Plt. Rektor UMI, Wakil Rektor, serta para dekan dan peneliti dari berbagai fakultas di UMI. Juga kepada Universiti Malaya atas kerja sama yang solid dalam menyukseskan acara ini,” tutupnya.