FAJAR, MAKASSAR — Investasi menjadi kunci pertumbuhan eknomi suatu daerah. Sulsel membuka pintu lebar untuk investor untuk menanamkan modalnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel kembali menggelar ajang bergengsi bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta pemerintah kabupaten/kota di Sulsel. Melalui Anging Mammiri Business Fair (AMBF) yang bersinergi dengan South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2024, acara ini menjadi peluang besar untuk mempertemukan pelaku usaha lokal dengan pembeli dan investor dari 30 negara.
Acara yang berlangsung selama dua hari, 20–21 November 2024 di Hotel Claro. Hal tidak hanya menjadi tempat pameran, tetapi juga ajang transaksi bisnis dan investasi bernilai besar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Rizki Ernadi Ermanda, menyampaikan bahwa dalam acara ini, UMKM telah berhasil melakukan business matching dengan buyer asing. Hal menghasilkan transaksi ekspor senilai Rp91 miliar, khususnya untuk produk makanan dan minuman.
“Kami mencatat transaksi ekspor senilai Rp91 miliar yang didominasi oleh sektor makanan dan minuman. Selain itu, sektor unggulan lainnya seperti rumput laut, kakao, dan rempah-rempah juga menarik perhatian investor internasional,” ungkap Rizki saat membuka acara, Rabu, 20 November 2024.
Menurutnya, potensi UMKM dan kabupaten/kota di Sulsel sangat besar, tetapi perlu penguatan kualitas produk agar lebih kompetitif di pasar internasional. Ia menekankan pentingnya sertifikasi seperti BPOM, serta jaminan kuantitas dan kontinuitas produk melalui pengelolaan yang terstruktur.