Oleh: Ian Imanuel Fidhatami
Kata pahlawan tentunya sudah sangat tidak asing lagi di benak kita. Banyak yang berpendapat bahwa pahlawan diartikan sebagai orang-orang yang rela berkorban demi kontribusi bangsa dan negara.
Orang tua yang membanting tulang demi mencari nafkah, Guru yang memberikan ilmu kepada muridnya, Dosen mendidik Mahasiswanya untuk beretika dan Ilmuwan yang menciptakan hal baru, apakah contoh ini bisa dikategorikan sebagai sosok Pahlawan?
Semangat juang dan sikap rela berkorban yang diberikan oleh para pendahulu kita tentunya menjadi inspirasi yang sangat berharga untuk kemajuan bangsa. Pahlawan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani. Lantas bagaimana kita menyikapi tentang makna kata pahlawan di zaman sekarang?
Menjadi seorang pahlawan tentunya bisa dimulai dari pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu semangat Hari Pahlawan bukan hanya dirayakan tepat pada tanggal 10 November tiap tahunnya saja, melainkan di dalam sikap hidup kita sehari-hari. Potensi keahlian yang dimiliki bisa menjadi faktor dalam memaksimalkan cita-cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan keahlian masing-masing. Baik dari segi tenaga, pikiran, ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Peringatan Hari Pahlawan
Berdasarkan Sejarah negara kita, peristiwa pertempuran di Surabaya adalah puncak tertinggi dari perlawanan terhadap sekutu yang ingin kembali menguasai Indonesia setelah negara kita memproklamasikan kemerdekaannya. Tentunya mereka memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme untuk mempertahankan kemerdekaan meskipun dengan mengorbankan jiwa dan raga. Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah mereka yang gugur di medan perang ini disebut sebagai pahlawan nasional.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 mengartikan Pahlawan Nasional sebagai gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi Pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Jadi merujuk pada pengertian Pahlawan Nasional tersebut dengan memperhatikan kondisi yang terjadi antara masa lalu dengan masa sekarang tentu tiap generasi masing-masing memiliki karakteristik dan kontribusi yang berbeda.
Jika generasi terdahulu memaknai pahlawan sebagai orang-orang yang berkontribusi memperjuangkan kemerdekaan dari belenggu penjajahan saja maka generasi sekarang melihat profil pahlawan masa kini bukan hanya dari sudut pandang demikian melainkan mereka yang bisa memberikan kreativitas dan inovasinya untuk menjawab permasalahan yang sedang dihadapi oleh Negara kita.
Pahlawan masa kini
Bagi generasi sekarang pahlawan masa kini adalah orang yang memiliki jiwa kreatif dan inovatif di bidang sains, teknologi dan informasi. Salah satu kategori tersebut adalah seorang Ilmuwan yang bisa berkontribusi nyata terhadap penemuan-penemuan baru untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Sosok inspiratif yang baru ini banyak diberitakan oleh media adalah Prof. Dr.Ing. Zulfiadi Zulhan, S.T., M.T. IPM yang merupakan Guru Besar dari Kelompok Keahlian Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung (FTTM ITB). Mengutip dari Laman itb.ac.id dalam orasinya, beliau memproyeksikan cita-cita pengolahan logam di masa depan supaya dapat dibuat suatu mesin yang memanfaatkan artificial intelligence. Mesin tersebut dapat menghasilkan berbagai jenis logam sesuai bahan yang dimasukkan oleh penggunanya.
Penemuan ini tidak terlepas dari kiprah beliau yang memiliki nilai-nilai kepahlawanan untuk berprestasi, berkontribusi dan menjadi sosok inspiratif yang bisa memotivasi bagi banyak orang terkhusus di bidang sains dan teknologi untuk kemajuan suatu bangsa.
Memaknai nilai kepahlawanan
Di era teknologi digital sekarang ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memaknai nilai-nilai kepahlawanan. Menggunakan sosial media untuk menciptakan konten edukatif, keberanian untuk melawan tindakan hoax dan hate speech, menggunakan hati nurani dalam menilai suatu tindakan dan menomorsatukan sikap integritas dan kejujuran dalam menjalani kehidupan.
Warisan sikap para pahlawan akan situasi di sekitar kita dalam merespon permasalahan yang terjadi membuat hati kita tergerak untuk saling merasakan lebih dalam dan bertindak ketika melihat peristiwa ketidakadilan terjadi karena sikap tanggung jawab secara sosial sangat diperlukan dan menjadi hal yang serius.
Semangat untuk mewujudkan bangsa Indonesia maju perlu dilakukan oleh semua pihak terlebih dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan pada kemajuan teknologi dunia digital dan berpedoman pada Pancasila sebagai filter terhadap perubahan dan perkembangan globalisasi. (*)
Ian Imanuel Fidhatami, Mahasiswa Program Studi Doktor Biologi (S3), Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.