Peran Gender dalam Prosesi
Prosesi ini dilakukan oleh kaum laki-laki, sementara kaum perempuan bertugas menyiapkan makanan untuk mereka.
Makanan dalam Tradisi Mappalette Bola
Terdapat dua kali penyajian makanan dalam tradisi ini:
Sebelum pindahan: Kue-kue tradisional khas Bugis, seperti bandang, barongo, dan suwella, disajikan bersama teh atau kopi.
Setelah pindahan: Hidangan berupa sup saudara (makanan khas Sulawesi Selatan) dan berbagai masakan ikan bandeng dengan saus kacang disajikan untuk seluruh peserta.
Pemindahan rumah dipimpin oleh seorang ketua adat yang bertugas memberikan aba-aba, seperti kapan harus mengangkat, berjalan, atau menentukan kecepatan langkah. Ketua adat juga melafalkan mantra untuk memberi semangat kepada warga.
Setahun setelah rumah dipindahkan ke lokasi baru, masyarakat mengadakan upacara Moccera Bola untuk menolak bala. Upacara ini dilakukan dengan cara menyapukan darah ayam pada tiang-tiang rumah.
Dengan melestarikan tradisi Mappalette Bola, kita tidak hanya menjaga warisan budaya yang berharga, tetapi juga memperkuat identitas dan semangat gotong royong masyarakat Bugis. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan yang menjadi ciri khas budaya Nusantara. (*/)