Rincian total aset tersebut terdiri dari aset Bank Umum sebesar Rp195,64 triliun dan aset Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebesar Rp3,72 triliun. Kinerja positif ini, menurut Darwisman, turut memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian di Sulsel secara keseluruhan.
Stabilitas sektor jasa keuangan di Sulsel disebut sebagai salah satu kunci pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global. Intermediasi perbankan yang tetap berjalan efektif serta manajemen risiko yang solid menjadi faktor pendukung utama. Selain itu, dukungan dari pemerintah daerah dan kebijakan OJK yang proaktif turut mendorong iklim keuangan yang kondusif di Sulsel.
“Dengan kondisi sektor keuangan yang terus stabil, kami optimis pertumbuhan ekonomi Sulsel dapat terus berlanjut. Kami juga berharap peran sektor keuangan akan semakin besar dalam mendukung kegiatan ekonomi masyarakat dan dunia usaha,” tambahnya.
Darwisman juga mengingatkan bahwa meskipun sektor keuangan di Sulsel mencatatkan kinerja positif, tantangan ke depan tetap perlu diantisipasi. Risiko global, seperti ketidakpastian geopolitik dan perlambatan ekonomi dunia, masih bisa memengaruhi stabilitas keuangan di wilayah ini.
“Kami terus memantau kondisi global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik. Upaya kolaboratif antara regulator, pelaku usaha, dan pemerintah daerah sangat penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ini,” tutupnya.
Dengan capaian ini, Sulsel semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan keuangan yang solid di Indonesia, menjadi contoh bagaimana stabilitas sektor keuangan dapat mendorong pembangunan ekonomi daerah. (edo)