Ketua Pengelola Desa Wisata Landorundun, Sarjanila’lang, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini. Ia melihat penghargaan ini sebagai pelecut semangat untuk terus mengembangkan potensi daerahnya.
“Kami sangat bersyukur atas kepercayaan yang diberikan. Ini menjadi motivasi untuk terus memperbaiki kekurangan, terutama dalam peningkatan SDM dan kesadaran masyarakat,” ujarnya.
Keberhasilan Desa Wisata Landorundun tidak lepas dari kerja keras seluruh pihak yang terlibat, termasuk warga desa yang berkomitmen meningkatkan pelayanan kepada wisatawan. Harapannya, prestasi ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya untuk terus berinovasi.
Sementara PIC Desa Wisata dari Dinas Pariwisata Sulsel, Muhammad Ibrahim Halim menilai, tahun ini penilaian ADWI lebih ketat dan kompetitif. Karena itu dengan raihan juara 3 oleh Landorundun membuktikan bahwa desa wisata di Sulsel juga semakin kompetitif.
“Tapi perlu diingat penghargaan ini bukan capaian tertinggi sebenarnya. Penghargaan ini semacam trigger bagi pengelola dan semua pemangku untuk bersama-sama mengembangkan desa wisata,” ucapnya.
Kendati demikian, ia optimis Sulsel akan menyumbang lebih dari 1 wakil pada ADWI di tahun 2025 mendatang.
“Karena dari tahun ke tahun pengelola desa wisata semakin sadar dan merasakan dampak positif dari pengelolaan desa wisata, khususnya peningkatan perekonomian warga sebagaimana yang disampaikan Kemenparekraf di malam puncak,” pungkasnya.
Diketahui, selain Desa Wisata Landorundun, Sulawesi Selatan juga mengirimkan dua wakil lain, yaitu Desa Balleangin di Kabupaten Pangkep, serta Desa Mattabulu di Kabupaten Soppeng. (wid)