“Setelah itu dia lapor ke Pak RT terus lapor ke kami. Pukul 07.10 Wita itu laporannya ke kami,” terang Simon.
Pemerhati perempuan dan anak, Hj Assyifa M Br Ginting Manik, mengatakan, dirinya membaca darı media sosial bahwa Cika anak yang baik, cerdas, dan berprestasi. Kuat dugaan bahwa pelakunya adalah sopir travel, jika didengar dari pembicaraan keluarga korban.
“Saya turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya adik Cika pekerja di IMIP. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Kita bakal mengutuk keras pelaku cabul, biadab, dan meminta kepada pihak kepolisian memeriksa semua pihak termasuk pemilik travel,” ucapnya.
Bunda Syifa, sapaannya, juga mengatakan, jika dirinya merencanakan akan audiens dengan Menteri PPA membahas beberapa masalah kekerasan terhadap perempuan. “Jika sudah menjaga diri dengan baik-baik, musibah tetap datang itu namanya takdir,” sambung dia..
Dirinya juga akan mengontak Kapolres Morowali membicarakan hal tersebut. Ia meminta untuk mengusut tuntas kasus tersebut, begitu juga untuk bisa mengawasi travel-travel resmi maupun liar.
“Banyak sopir yang baik. Ini perbuatan satu orang mencoreng sopir travel lain. Pelaku harus dituntut hukuman seberat-beratnya,” tegasnya.
Bunda Syufa menyarankan ada emergency call polsek-polsek terdekat, atau Polres. Lalu ada emergency call yang bisa dihubungi 24 jam.
“Saya juga mengapresiasi Kapolres Luwu Timur yang sangat cepat menangani kasus ini. Saya memberi saran, polres-polres yang dilintasi para pekerja perempuan jika pulang kampung, agar bisa dihubungi dan aktif 24 jam, jika ada hal-hal yang mencurigakan,” pungkasnya. (wis)