Nizam Mamode mengatakan bahwa setiap tentara yang terlibat dalam perang memiliki tanggung jawab terhadap penduduk sipil di kedua belah pihak. Tapi, ia melihat hal yang sebaliknya di Jalur Gaza.
Ketika ditanya apakah ia menganggap apa yang ia lihat sebagai genosida, Nizam Mamode mengatakan bahwa sulit menemukan kata lain untuk itu. “Mengingat apa yang telah kita lihat. Dan saya yakin bahwa rakyat Palestina merasakan hal yang sama dengan yang terjadi pada mereka dan ada rasa pasrah bahwa mereka semua hanya menunggu kematian tanpa ada kesempatan untuk melarikan diri. Jadi singkatnya, ya,” ujarnya.
Ia kemudian ditanya tentang klaim tentara Israel bahwa mereka menyebarkan selebaran yang memperingatkan orang-orang untuk pindah ke daerah lain sebelum menargetkan lokasi.
Nizam Mamode menjawab bahwa sebagian besar korban mereka berasal dari Zona Hijau, yang seharusnya tidak menjadi target, dan banyak dari mereka tidak dievakuasi, tidak ada peringatan sama sekali.
“Kami mengalami ledakan kendaraan sejauh lima meter dari unit gawat darurat di jalan utama. Kami tentu saja tidak mendapat peringatan apa pun. Dan jika saya menyeberang jalan untuk membeli sesuatu, itu akan menjadi akhir hidup saya,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa wisma tamu yang ditetapkan sebagai rumah aman juga menjadi sasaran serangan Israel di Jalur Gaza.
“Tujuan di baliknya adalah untuk mencegah pekerja bantuan datang, dan saya pikir itu sama dengan penembakan terhadap konvoi PBB dalam hal menyerang rumah sakit dan ambulans dan sebagainya,” katanya.