FAJAR, MAKASSAR – Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Makassar (UNM), melaksanakan observasi pengumpulan data kamus di Bulukumba sebagai bagian dari proyek mata kuliah Leksikografi pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan kosakata lokal yang akan digunakan dalam penyusunan kamus terminologi khusus, yaitu Kamus Pembuatan Kapal Pinisi.
Kegiatan dimulai dengan pemaparan tentang pentingnya pengumpulan data leksikal oleh dosen pembimbing sekaligus pengampu mata kuliah. Setelah itu, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan observasi terkait pengumpulan data.
Dalam observasi tersebut, mahasiswa melakukan wawancara dengan penduduk lokal guna menggali kosakata dan frasa yang sering digunakan dalam pembuatan kapal Pinisi. Beberapa mahasiswa juga mencatat variasi dialek dan istilah khusus yang belum terdaftar dalam kamus formal.
Setelah observasi selesai, mahasiswa berkumpul untuk mendiskusikan hasil pengumpulan data. Mereka berbagi temuan menarik, seperti penggunaan istilah unik dalam konteks budaya masyarakat Bulukumba. Menurut Filawati, dosen pengampu mata kuliah Leksikografi, kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mahasiswa tentang leksikografi, tetapi juga mempererat hubungan antara akademisi dan masyarakat lokal.
“Diharapkan hasil pengumpulan data ini akan berkontribusi pada penyusunan kamus yang lebih representatif dan dapat digunakan untuk melestarikan bahasa daerah, khususnya terkait pembuatan kapal Pinisi. Dengan demikian, proyek ini menjadi langkah awal signifikan dalam mendokumentasikan dan melestarikan kekayaan bahasa lokal di Bulukumba,” jelas Filawati.
Salah satu mahasiswa, Paksi Jaladara Bintara, mengungkapkan pengalaman mereka selama observasi, baik suka maupun duka.
“Kalau suka, tentu adalah momen kebersamaan dengan teman-teman selama observasi. Kami juga jadi lebih mengenal kehidupan sosial, budaya, dan tradisi warga lokal di Tana Beru. Apalagi, kami disambut dengan baik oleh warga setempat, sehingga menjadi kesan tersendiri bagi kami. Kami juga bisa mendalami proses dan sejarah pembuatan kapal Pinisi yang sarat dengan nilai adat leluhur. Untuk duka, sebenarnya hanya cuaca panas yang cukup mengganggu observasi,” jelasnya.
Namun, secara keseluruhan, observasi dan evaluasi selama empat hari di Bonto Bahari, Bulukumba, menjadi pengalaman yang sangat membanggakan.
“Kami berterima kasih kepada ibu dosen pengampu mata kuliah yang memberikan kami kesempatan belajar yang tidak hanya menambah wawasan kebahasaan kami, tetapi juga kesan moral karena untuk pertama kalinya kami membawa nama kampus dalam studi lapangan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Filawati menambahkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dalam mata kuliah Leksikografi memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa terkait penyusunan kamus. Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar leksikografi, termasuk teori dan praktik penyusunan kamus, serta perbedaan antara berbagai jenis kamus (umum, khusus, dan lain-lain).
Selain itu, mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan menulis dengan menyusun entri kamus yang jelas dan informatif serta belajar menyusun definisi yang tepat. Proyek ini juga membuka ruang bagi mahasiswa untuk berinovasi dalam penyajian informasi, seperti menggunakan multimedia atau format interaktif. Mahasiswa pun bekerja sama dalam kelompok, berkolaborasi, berdiskusi, dan memecahkan masalah bersama. Melalui metode proyek, pembelajaran menjadi lebih praktis dan aplikatif, sehingga mahasiswa dapat mengaitkan teori dengan praktik nyata di dunia leksikografi. (*)