Staf Perencanaan UPT PAL Dinas PU Makassar, Muhammad Arif menuturkan program hibah sanitasi sudah dilakukan sejak 2019. Anggaran hibah bersumber dari APBD Makassar dan juga APBN.
Tahun ini, sasaran lokasinya adalah empat kelurahan di Makassar. Salah satunya, Banta-bantaeng. Di daerah ini, kata dia, masih ada warga yang tidak memiliki tangki septik.
Kemudian, hasil yang ditemukan saat inspeksi di lapangan, Arif menuturkan pada dasarnya warga tidak mengetahui jika ada desain tangki septik yang berstandar. Olehnya, kata dia, momentum tersebut juga menjadi ajang sosialisasi ke warga, bahwa tangki septik yang aman harus memenuhi standar. Seperti harus dicor dan diplester.
“Rata-rata warga tidak melakukan itu. Makanya kita edukasi juga bahwa tangki septik itu harus kedap agar tidak mencemari tanah,” tambahnya.
Ipal Komunal
Lebih Meringankan
Biaya penyedotan yang tergolong cukup mahal bagi masyarakat menengah ke bawah juga salah satu kendala menghadirkan tangki septik yang kedap di pemukiman. Staf Perencanaan UPT PAL Dinas PU Makassar, Muhammad Arif menuturkan biaya sedot lumpur tinja Rp325 ribu hingga Rp350 ribu masih berat bagi warga.
Apalagi, selama ini mereka merasa tempat penampungan tinja yang dimiliki selama ini baik-baik saja. Tidak pernah buntu meskipun sudah berpuluh-puluh tahun.
Namun, kata dia, di Dinas PU Makassar hingga saat ini, juga belum ada pengurangan biaya. Sebab masih mengacu pada regulasi yang ada. Apalagi, pihaknya juga ditarget PAD dari sektor itu.
Menurut dia, solusi untuk saat ini adalah IPAL komunal, satu titik bisa mengcover 50 perumahan. Ini membantu meringankan masyarakat yang awalnya Rp350 ribu ditanggung sendiri, menjadi ringan jika dibagi-bagi.