MAKASSAR, FAJAR– Masih banyak rumah tangga di Makassar yang tidak memenuhi standar sanitasi aman. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah pencemaran air bawah tanah. Air yang terkontaminasi bakteri E. Coli, jika dikonsumsi, maka rentan memicu berbagai penyakit. Seperti diare dan stunting pada anak.
Data dari Dinas PU Makassar, masih ada kisaran 20 ribu rumah tangga yang sanitasinya tidak layak. Itu tersebar di 15 kecamatan yang ada. Terbanyak berada di Kecamatan Tallo, utamanya daerah pesisir. Sementara, sanitasi yang sudah memenuhi standar sudah 371.000 rumah.
Sanitasi yang tidak aman seperti; tidak memiliki tempat penampungan tinja, sehingga jika BAB tinjanya langsung dibuang ke drainase atau laut. Kemudian, memilik tangki septik, namun tidak kedap air. Sehingga, air tinja merembes dan meresap ke bawah tanah dan mencemari air bawah tanah.
Selasa, 12 November 2024, tim yang terdiri dari Diskes Makassar, Dinas PU Makassar dan Poltekkes Kemenkes melakukan inspeksi akses sanitasi aman rumah tangga di Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala. Kegiatan tersebut difasilitasi oleh Yayasan BaKTI-Unicef.
Tim menyasar tujuh lokasi di RT/RW berbeda. Mereka mendatangi 100 rumah tangga. Di kawasan ini, warga didata terkait kondisi sanitasinya sambil diedukasi seperti apa sanitasi yang layak.
Pantauan FAJAR, di lorong 100 Pannara, dominan warga yang bermukim di lokasi tersebut masih menggunakan cubluk sebagai tangki pembuangan tinja. Dari beberapa sampel yang didatangi, belum ada yang menggunakan tangki septik yang kedap.