English English Indonesian Indonesian
oleh

Mengenal Instalasi “Hujan Khatulistiwa”, Daya Tarik FKSM yang Buat Pengunjung Antre Berswafoto

FAJAR, MAKASSAR – Ribuan pengunjung memadati Benteng Rotterdam pada Sabtu, 9 November. Salah satu daya tarik utama yang membuat mereka berkunjung adalah instalasi seni Hujan Khatulistiwa.

FKSM dianggap sebagai wadah penting untuk menampilkan kreativitas generasi muda sekaligus mendorong pertumbuhan budaya lokal.

Festival yang digelar baru-baru ini menjadi sorotan berkat berbagai karya seni inovatif yang mengundang kekaguman. Salah satu instalasi yang paling mencuri perhatian pengunjung adalah Hujan Khatulistiwa karya Iwan Yusuf (Yogyakarta) dan Nara Lab (Makassar).

Hujan Khatulistiwa merupakan instalasi yang menampilkan hujan buatan dengan efek visual memukau, menggambarkan iklim tropis yang khas di Indonesia.

Karya lintas media ini terinspirasi dari awan kumulus, yang sering muncul di langit Makassar dan wilayah Indonesia timur. Awan kumulus yang kerap mengawali hujan tropis di khatulistiwa menjadi simbol penting bagi ekosistem tropis dan siklus kehidupan yang tak terbendung. Namun, dalam karya ini, awan tersebut seolah tertangkap dalam struktur modern.

Pengunjung tak hanya bisa menikmati pemandangan spektakuler, tetapi juga antre panjang untuk merasakan langsung sensasi “hujan” ini sambil berfoto di bawahnya.

Instalasi ini tidak hanya menggabungkan seni visual, tetapi juga elemen interaktif yang memungkinkan pengunjung merasakan pengalaman unik, menjadikannya salah satu daya tarik utama di festival ini.

Selain Hujan Khatulistiwa, festival ini juga menghadirkan berbagai karya seni berbasis media yang mengeksplorasi teknologi, lingkungan, dan budaya, menjadikannya platform menarik bagi pecinta seni dan masyarakat umum.

Ben, salah satu panitia FKSM, menyampaikan kesan positifnya terhadap acara ini.

“Kegiatan ini seru karena memberikan pengalaman baru. Meski dihadiri banyak anak muda, suasana tetap dinamis, khususnya pada jam-jam tertentu,” ujarnya.

Nuny, yang bertugas sebagai galeri sitter, juga mengungkapkan kecintaannya terhadap seni. Menurutnya, kegiatan ini jarang terjadi di Makassar. Ia berharap FKSM bisa menjadi acara tahunan yang memberikan ruang bagi perkembangan seni dan media, serta memperkuat kolaborasi antar komunitas kreatif di Kota Angin Mammiri.

“Kegiatan ini menarik karena memiliki keberagaman instalasi seni yang unik dan berbeda,” ungkap Nuny.

FKSM mengapresiasi keragaman karya seni yang dihadirkan dan memberikan inspirasi serta pengalaman berharga bagi para pengunjung. (*)

Oleh: Fia Ardana, Mahasiswa Unismuh Bone yang Melakukan Praktik Magang di FAJAR

News Feed