Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf (Tenaga Pengajar FEB Unhas)
HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Hasil penelitian Temasek, Singapura dan Google, Amerika Serikat (AS) mengenai perkembangan ekonomi digital di Asia Tenggara (ASEAN) menunjukkan bahwa prospek ekonomi digital ASEAN sangat baik.
Hal ini didukung oleh jumlah populasi ASEAN terbesar ketiga di dunia sekitar 600 juta jiwa. Hanya kalah dari China dan India. Pesatnya perkembangan ekonomi digital ASEAN didukung oleh 100 juta pengguna internet baru pada periode 2019 β 2022. Pengguna internet tahun 2019 sekitar 360 juta, menjadi 400 juta tahun 2020, 440 juta tahun 2021, dan 460 juta pengguna tahun 2022. Angka ini setara dengan 76% populasi ASEAN.
Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi digital di ASEAN sekitar 20% secara tahunan (y.o.y) pada tahun 2022. Dimana pertumbuhan tertinggi terjadi pada puncak pandemi Covid-19 pada tahun 2021, yaitu sekitar 38%.
Sementara, nilai ekonomi digital ASEAN meningkat dari 102 milyar dolar Amerika Serikat (AS) tahun 2019 menjadi 116 milyar dolar AS tahun 2020, 161 milyar dolar AS tahun 2021, dan 194 milyar dolar AS tahun 2022. Diperkirakan ekonomi digital di ASEAN akan mencapai 330 milyar dolar AS pada tahun 2025.
Perkembangan ekonomi digital ASEAN didominasi oleh e-commerce yang nilainya sekitar 131 milyar dolar AS, media online 24 milyar dolar AS, pengantaran makanan dan transportasi berbasis aplikasi online 22 milyar dolar AS, dan pemesanan jasa perjalanan online 17 milyar dolar AS tahun 2022.