(Refleksi Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional)
OLEH: ELLYYANA SAID
(Kepala Bidang Koordinasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion,
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku)
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) diperingati tanggal 5 November setiap tahun. Hal ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian puspa/flora dan satwa/fauna Indonesia.
Indonesia dikenal sebagai rumah bagi flora dan fauna dengan beragam jenis. Dunia Pun mengakui Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi. Persebaran flora dan fauna Indonesia amatlah beragam. Keberadaan 17 ribu pulau besar dan kecil menjadikan Indonesia kaya akan keanekaragaman flora dan fauna. Keanekaragaman flora dan fauna tersebar tidak merata. Hal ini karena banyak faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna seperti iklim, jenis tanah, curah hujan, hingga angin.
Keragaman hayati Indonesia termasuk tiga besar dunia, bersama Brazil, Amerika Selatan dan Zaire, Afrika. Sesuai data Indonesia memiliki sekitar 8.000 spesies tumbuhan dan 2.215 spesies hewan yang sudah teridentifikasi. Spesies hewan terdiri dari 515 mamalia, 60 reptil, 1.519 burung, dan 121 kupu-kupu.
Persebaran fauna Indonesia dikelompokkan menjadi tiga corak yaitu fauna bagian barat, fauna bagian tengah, dan fauna bagian timur. Garis yang memisahkan fauna Indonesia bagian barat dengan tengah disebut garis Wallace. Garis yang memisahkan fauna Indonesia bagian tengah dan timur disebut garis Weber. Fauna Indonesia bagian barat disebut tipe Asiatis (Asiatic) karena memiliki ciri atau tipe mirip fauna Asia. Fauna Indonesia bagian timur disebut tipe Australis (Australic) karena memiliki ciri atau tipe mirip fauna Australia.
Fauna Indonesia bagian tengah disebut fauna endemis, yaitu fauna peralihan yang memiliki ciri atau tipe tersendiri, berbeda dari fauna Asiatis maupun Australis. Jenis Fauna Indonesia barat atau tipe Asiatis tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Di daerah ini banyak mamalia berukuran besar seperti gajah, macan, tapir, badak bercula satu, banteng, kerbau, rusa, babi hutan, orang utan, monyet, bekantan, dan lain-lain. Dan untuk jenis burung di wilayah Indonesia barat yaitu burung hantu, elang, jalak, gagak, merak, kutilang dan beragam unggas. Juga ada reptil seperti ular, buaya, tokek, kadal, biawak, bunglon, kura-kura, trenggiling dan lain-lain.
Selain itu ada juga ikan air tawar seperti pesut, sejenis lumba-lumba di Sungai Mahakam. Wilayah fauna Indonesia tengah disebut juga wilayah fauna Kepulauan Wallace, meliputi Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Jenis fauna tipe peralihan antara lain babi rusa, anoa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, kuda, sapi, monyet saba, beruang, tarsius, sapi dan banteng. Reptil di Indonesia tengah antara lain biawak, buaya, komodo, dan ular. Jenis burung tipe peralihan antara lain maleo, burung dewata, mandar, raja udang, rangkong, dan kakatua nuri.
Fauna Indonesia atau tipe Australis tersebar di Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru. Mamalia berupa kanguru, beruang, walabi, landak Irian (nokdiak), kuskus, pemanjat berkantung (oposum layang), kanguru pohon, dan kelelawar. Tetapi tidak ada kera. Jenis reptil di wilayah ini seperti biawak, buaya, kadal dan ular. Jenis burung adalah Cenderawasih, Nuri, Raja Udang, Kasuari dan Namudur. Jenis ikan air tawar relatif sedikit.
Dalam upaya menjaga dan melestarikan flora dan fauna, Indonesia telah menetapkan Kawasan konservasi seluas 46.279.090,10 ha, terdiri atas 27.134.394,79 kawasan konservasi terrestrial dan 19.144.695,28 kawasan konservasi laut serta melindungi 904 spesies, terdiri atas 787 fauna dan 117 flora.
Satu hal yang menarik Indonesia kaya keanekaragaman hayati yang endemik . Hal ini karena wilayahnya terdiri dari gugusan pulau yang membentang panjang. Meliputi kawasan zona asia, peralihan, dan zona australia. Kekayaan ini pun menjadikan Indonesia kaya akan variasi unik yang tidak ditemukan di daerah lainnya.
Komitmen Pemerintah Indonesia, sangat tinggi dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati sebagai bagian kelangsungan hidup dan kesejahteraan bangsa dan negara. Hal ini dalam rangka menjamin kehidupan manusia, ekonomi, dan lingkungan. Semua tak terpisahkan dari keberadaan dan kelestarian keanekaragaman hayati sebagai warisan berharga yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi saat ini dan masa depan.
Kelestarian Keanekaragaman Hayati bukan hanya menjadi tanggungjawab Pemerintah. Kepedulian dalam rangka kelestarian bumi merupakan tanggung jawab seluruh elemen bangsa. Dan semua harus berkomitmen menjadi bagian dari konservasi alam, untuk hidup harmoni dan peduli serta saling menghargai alam. agar terwujudnya dunia yang lebih baik dan berkelanjutan, demi untuk warisan generasi mendatang. (*)