BONE, FAJAR – Petani kacang hijau di Kabupaten Bone merugi. Harga selama masa panen dilaporkan anjlok.
Kamsar, petani kacang hijau asal Kampung Taccipi, Kelurahan Ulaweng, Bone mengaku kacang hijau per liter hanya dihargai Rp8 ribu. Harga ini anjlok jauh dari harga normal di kisaran Rp20 ribu per liter.
“Jatuh sekali, dan ini kalau mau dijual rugi kita. Bagaimana kalau hanya Rp8 ribu saja,” jelasnya, kemarin.
Kondisi ini selalu terjadi saat masa panen. Tak hanya kacang hijau, seluruh tanaman jenis palawija juga mengalami kondisi yang sama. Seperti jagung yang juga anjlok hingga Rp3.800 per kg, padahal normalnya Rp6 ribu-Rp8 ribu per kg.
“Masa kami turun lagi demo baru didengarkan,” sambung Kamsar.
Petani asal Amali, Abd Samad juga mengaku mengalami kondisi serupa. Harga kacang hijau di wilayahnya juga mengalami penurunan. Para petani saat ini cenderung banyak menanam tanaman tersebut lantaran memasuki musim panas.
“Untuk urus (panen) juga ini sangat sulit, sementara harga jatuh. Kami minta perhatikan juga nasib petani. Kita tidak banyak minta, cukup jaga harga tetap stabil,” jelasnya.
Kepala Bidang Tanam Pangan, Dinas Pertanian, Tanam Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Abd Rauf mengaku akan meninjau hal ini. “Saya tanya dulu, kalau soal ini,” ujarnya.
Sebelumnya Abd Rauf mengaku telah menyarankan agar penanaman lahan di Bone dilakukan secara variatif. Salah satunya dengan memasifkan penanaman kacang hijau untuk memaksimalkan produksi pangan selama musim kemarau.
“Ini kita juga minta penananman kacang hijau karena dia semakin kering semakin bagus,” terangnya. (an/zuk)