MAROS, FAJAR — Hujan baru tiba. Selama ini, Maros dilanda kemarau. Para petani pun memilih beralih memanfaatkan lahan persawahan untuk menanam kacang-kacangan.
Salah seorang petani, Halim mengaku sejak beberapa bulan terakhir ini memilih menanam kacang hijau.
“Jadi kita memanfaatkan lahan persawahan di musim kemarau ini dengan menanam kacang hijau. Sebab, kalau menanam padi butuh air banyak, sementara musim kemarau air susah,” jelasnya, kemarin.
Petani lainnya, Nurwati mengatakan memanfaatkan lahan persawahannya yang dilanda kamarau panjang untuk menanam kacang hijau. Areal persawahan miliknya di Kecamatan Maros Baru kesulitan ditanami padi saat musim kemarau, karena membutuhkan suplai air yang banyak.
Sehingga dia memutuskan menanam kacang hijau. Selain mudah dirawat, juga bisa cepat dipanen. “Saya menanam sejak September dan dipanen saat ini, artinya hanya butuh dua bulan saja,” jelasnya.
Modal yang digunakan untuk menanam kacang hijau pun relatif minim. Dengan modal yang relatif rendah, ia bisa mendapatkan hasil yang melimpah dalam waktu singkat.
Kacang hijau yang dia tanam pada lahan persawahan seluas 18 are bisa menghasilkan 5 ton dalam sekali panen. “Kalau sekali panen bisa dapat 20 karung, untuk berat bersihnya itu sekitar 5 ton,” akunya.
Usai dipanen, kacang hijau miliknya kemudian akan dijual seharga Rp15 ribu per liter. “Kadang ada tetangga yang beli sedikit-sedikit seperti 10 liter atau biasanya saya bawa ke pengepul dan akan dijual ke Pasar Tramo,” ungkapnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, kekeringan yang terjadi di Kabupaten Maros berdampak pada sektor pertanian. Tercatat ada 17.496,31 hektare atau 68.82 persen sawah warga yang tak bisa ditanami padi hingga saat ini. (rin/zuk)