“Kalau paketnya itu DAK satu lokasi di Solo-Peneki (Wajo). Terus melanjutkan yang tidak selesai tahun 2023 di Sidrap sama di Bone, sama rencana mau ditangani Aroepala (Gowa) secara bertahap,” terang Irawan.
Untuk ruas jalan Poros Malino-Sinjai, Irawan mengungkapkan potensi untuk dikerjakan tahun depan tetap ada. Namun, itu bergantung pada kebijakan prioritas gubernur terpilih nantinya. Itu pun baru bisa dialokasikan pada APBD Perubahan 2025.
“Kalau Malino-Sinjai yang pernah kita tangani ada yang pascabencana longsor, 2022 itu dikerja, yang terpotong-mi setengah jalan, toh. Cuma untuk pengerjaan lain di luar pascabencana, seperti rekonstruksi belum-pi kita tangani,” tukas Irawan.
Ada dua ruas jalan tahun ini juga harus di-refocusing. Alasannya, karena fokus membayar utang. Padahal, melalui APBD murni, di luar DAK dan Dana Bagi Hasil Sawit, hanya empat ruas yang dianggarkan.
Ruas jalan yang dimaksud direfocusing, yaitu Solo-Peneki dan Palampang-Munte. Masing-masing secara berurutan memiliki porsi anggaran Rp8,4 miliar dan Rp5,9 miliar.
“Tapi Detail Engineering Design (DED) tetap kita laksanakan. Ini harapannya mudah-mudahan tahun depan bisa kita laksanakan kembali,” imbuh Irawan, beberapa waktu lalu.
Ditimbun
Untuk sementara, demi memperlancar akses Malino-Sinjai, sebuah alat berat terlihat sedang menimbun ruas Tombongi, Minggu, 3 November 2024. Jalan ditinggikan dengan material galian C.
“Saya lihat tadi (kemarin, red), sudah ada ekskavator timbun itu jalan. Jalan ditinggikan,” ujar Tanila, salah sorang warga Kecamatan Tombolo Pao, Gowa, yang melintas di jalan itu.