FAJAR, MAKASSAR- Indonesian Heritage Agency, bersama dengan komunitas seni media di Indonesia, kembali mengadakan Festival Komunitas Seni Media 2024 (FKSM 2024). Memasuki tahun ke-9, festival ini akan berlangsung di Benteng Rotterdam, Makassar, pada 3-9 November 2024. Acara ini melibatkan masyarakat umum dan pelajar di Makassar untuk menikmati pameran seni media, pertunjukan musik, diskusi publik, dan berbagai kegiatan menarik lainnya.
Festival ini akan menghadirkan pameran seni media, pertunjukan silang-media, pertunjukan musik, diskusi publik, tur kuratorial, serta aktivitas bersama komunitas Makassar, yang dapat diikuti oleh umum maupun pelajar di Kota Makassar dan sekitarnya.
“Lewat rangkaian acara ini, kami ingin mengajak semua orang untuk mengenal lebih dekat dunia seni media, sekaligus memahami peran seni dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari,” kata Yudi Ahmad Tajudin, Direktur Festival FKSM 2024.
FKSM, yang dulunya dikenal sebagai Pekan Seni Media, telah berlangsung sejak tahun 2015 di berbagai kota di Indonesia, seperti Bandung, Pekanbaru, Palu, Samarinda, Bengkulu, hingga Lombok. Dengan berpindah kota setiap tahun, festival ini bertujuan menjangkau masyarakat yang lebih luas dan membuka kesempatan bagi lebih banyak orang untuk menikmati seni media.
Tema “Jelajah Jala” pada FKSM 2024 ingin mengajak kita untuk memahami bagaimana sejarah, mitos, dan teknologi berkembang di Kota Makassar. Dipilih oleh tim kurator (Akbar Yumni, Bob Edrian, Ignatia Nilu, Mega Nur, Rachmat Mustamin, Shohifur Ridho’i, dan Yudi Ahmad Tajudin), tema ini menggambarkan Makassar sebagai kota yang terbuka, di mana beragam budaya, teknologi, dan sejarah saling terhubung. Istilah “Jelajah” mencerminkan perjalanan kita dalam menggali sejarah panjang Benteng Rotterdam dan Kota Makassar, sementara “Jala” merujuk pada makna jaring, baik sebagai simbol teknologi laut, jaringan komunikasi, maupun cerita rakyat “Sinrijala” yang hidup di Makassar.
FKSM 2024 akan menampilkan 24 karya seni media dari berbagai daerah, mulai dari Jawa Barat hingga Papua, yang terdiri dari 7 seniman individu, 4 kelompok, dan 13 karya kolaborasi. Berbagai karya ini membawa cerita, gagasan, dan sudut pandang yang beragam tentang Indonesia, dan dapat dinikmati oleh semua pengunjung.
Selain pameran, FKSM 2024 juga menyajikan diskusi publik dan tur kuratorial yang dapat diikuti oleh siapa saja. Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang dialog antara seniman dan masyarakat untuk saling bertukar ide, belajar tentang seni media, dan berbagi cerita.
“Kami berharap FKSM 2024 dapat menjadi ajang bagi masyarakat Makassar untuk mengenal seni media lebih dalam, sekaligus sebagai wadah untuk merayakan dan melestarikan budaya serta teknologi yang ada di sekitar kita,” pungkas Yudi Ahmad Tajudin. (*/)