FAJAR, GAZA–Kelompok perlawanan Palestina Hamas menyebut usulan gencatan senjata Gaza sebagai “tirai asap”. Itu karena usulan tidak mencakup diakhirinya perang atau penarikan pasukan Israel dari daerah kantong tersebut.
Anggota senior Hamas Izzat al-Rishq mengatakan usulan gencatan senjata yang diajukan dalam beberapa hari terakhir tidak mencakup akhir serangan Israel, penarikan pasukan dari Gaza, atau kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke wilayah mereka.
“Kami terlibat secara positif dengan usulan dan gagasan apa pun yang memastikan penghentian agresi dan penarikan pasukan pendudukan dari Gaza,” katanya di AA.
Rishq menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggunakan negosiasi tersebut sebagai kedok untuk melanjutkan agresinya.
“Permainan tukar peran antara pendudukan dan pemerintahan AS sedang berlangsung di Lebanon, sama seperti di Gaza,” tudingnya.
Hamas pada hari Selasa mengumumkan bahwa mereka telah menanggapi permintaan mediator untuk membahas proposal baru mengenai gencatan senjata di Gaza dan untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran sandera dengan Israel.
Kementerian Luar Negeri Qatar juga menyatakan bahwa upaya mediasi sedang berlangsung mengenai gencatan senjata di Gaza.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar sejauh ini gagal mencapai gencatan senjata di Gaza, tetapi Washington menyatakan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Israel pada 18 Oktober dapat mengarah pada terobosan dalam pembicaraan.
Namun, Hamas mengatakan konflik hanya akan berakhir ketika Israel menghentikan kampanye militernya di daerah kantong yang diblokade itu, yang telah menewaskan lebih dari 43.300 orang sejak Oktober 2023.