FAJAR, MAKASSAR-Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan di Indonesia, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, masalah gizi buruk, termasuk stunting, semakin memperburuk kondisi kesehatan ibu dan anak. Stunting, yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang memadai sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun (periode 1000 hari pertama kehidupan), memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan kualitas hidup anak, baik dari segi fisik maupun kognitif.
Dalam upaya mengatasi tantangan ini, bidan sebagai tenaga kesehatan yang berperan penting dalam pelayanan ibu dan anak memiliki posisi yang strategis untuk memberikan pelayanan yang komprehensif dan berkelanjutan. Model Continuity of Midwifery Care (CoMC) menawarkan solusi dengan menyediakan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, masa nifas, hingga perawatan neonatal. Model ini bertujuan untuk memberikan layanan yang holistik guna meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta mencegah komplikasi, termasuk stunting.
Sebagai bagian dari komitmen dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak serta pencegahan stunting, Prodi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Makassar mengembangkan dan mengimplementasikan Model Continuity of Midwifery Care melalui aplikasi CoMC Buming (Bersatu Mencegah Stunting). Aplikasi digital ini dirancang untuk mendukung pemantauan dan intervensi yang lebih efektif terhadap kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir, serta pencegahan stunting. Dengan aplikasi ini, bidan dapat memantau perkembangan kesehatan ibu dan anak secara real-time, memberikan edukasi mengenai gizi, serta melakukan deteksi dini terhadap masalah kesehatan.