“Pagandeng ikan kita itu dulu cuma 200 orang sekarang sudah 400. Apa lagi dulu banyak orang yang dirumahkan saat Covid, nah mereka banyak jadi pedagang ikan di sini,” lanjutnya.
Di sisi pelayanan, kata dia, pengelola TPI bahkan mampu membuat inovasi dengan membuat layanan penjualan ikan secara daring yang menjadi satu-satunya di Indonesia.
Bahkan saat ini, hampir seluruh pedahang sudah bisa melayani transaksi non tunai dengan menggunakan Qris.
“Kita buat inovasi dengan membuat lelongku.id untuk penjualan ikan online dan sudah jalan selama 2 tahun. Awalnya kurir kita hanya 2 orang sekarang sudah 8 orang karena transaksi terus meningkat,” ucapnya.
Untuk peningkatan nilai jual pembudidaya lokal, pihak pengelola TPU juga memberikan skala prioritas pada petambak untuk menjual sendiri ikannya di Pelelangan.
Sementara di sektor keamanan, TPI juga sudah dilengkapi dengan pemantauan CCTV 24 jam di sejumlah titik rawan. “dulu kita sering kecurian, sekarang tidak lagi setelah kita pasanga 8 cctv,” terangnya.
Meski demikian, pihak pengelola masih mengeluhkan akses jalan yang sempit. Namun, saat ini pemerintah sedang berusaha melakukan pembebasan lahan untuk pembuatan jalan baru.
“Keluhan kita hanya di akses jalan. Tapi Pemerintah sudah berusaha dengan melakukan upaya pembebasan lahan. Nanti jalan masuk dan keluar lelong ini sudah terpisah,” pungkasnya. (*)