English English Indonesian Indonesian
oleh

Pesan Om Cuya untuk Sehati: Masif Sosialisasi Lebih Baik daripada Memperbanyak Survei

“Intinya, posisi Sehati di survei internal sudah menguntit MULIA, sudah di belakangnya dan sangat dekat. Kalau survei yang beredar itu sama dengan survei internal kami, ya untuk apa lagi buang-buang duit, berhenti bekerja saja. Tetapi ini kan tidak, kami tetap tancap gas karena kami punya pegangan sendiri,” tuturnya.

Namun begitu, dia menegaskan tidak mau mengomentari apalagi mengoreksi survei yang sudah beredar. Dia menilai, semua survei sah-sah saja dilakukan, sekalipun hasilnya berbeda.

“Kami tidak katakan bahwa survei mereka salah, itu sah-sah saja. Kami ini tidak menanggapi survei mereka karena mereka berhak bermimpi punya survei setinggi-tingginya. Saya sampaikan, survei itu boleh salah, yang dilarang itu berbohong,” tegasnya.

Iwan juga memberi catatan, dalam kontesatasi, khususnya pada 27 November mendatang, hal yang akan diumumkan bukan lagihasil survei, tetapi hasil pemungutan suara. Sehingga, mereka tidak akan goyah dngan berbagai metode dan hasil survei yang beredar.

Poin intinya, pandangan mereka mengenai survei yang beredar biasa saja. Sebab, survei mereka tidak mempengaruhi pemilih melainkan untuk memaksimalkan kinerja tim.

Bahkan kaa dia, di tim Sehati saja survei internal tidak diumumkan secara terbuka. Itu hanya menjadi konsumsi pihak terbatas, khususnya para pembuat strategi dan kebijakan di dalam tim.

“Masyarakat Makassar sudah membuktikan bahwa mereka tidak terpengaruh survei. Tahun 2018 dan 2020 ada kandidat yang surveinya tinggi tetapi tidak finish (sebagai pemenang. Pengaruh survei itu kecil, hanya potret yang terjadi hari ini, bukan hari H,” ungkapnya.

News Feed