Tidak hanya itu, geosite lainnya yang menarik di Kabupaten Pangkep, yaitu perkampungan tradisional Bissu, geosite kawasan ini merupakan geosite non geological site yang mendorong kearifan lokal dan nilai-nilai budaya turun turun masih terjaga hingga saat ini.
Bissu merupakan kelompok yang tidak mempunyai golongan gender dalam kepercayaan tradisional Bugis. Namun mengambil peran menjadi laki-laki ataupun perempuan. Aktivitas rutin yang digelar oleh para bissu yaitu ritual mappalili atau disebut sebagai upacara tahunan memulai masa turun sawah bagi masyarakat setempat.
Lanjut, pihaknya sangat bersyukur atas penetapan kawasan Karst Maros-Pangkep ini sebagai UNESCO Global Geopark. Pelestarian lingkungan dan objek wisata di sekitar kawasan karst menjadi sangat penting dilakukan saat ini, mengingat sudah masuk dalam kawasan geopark dunia.
“Tentu yang perlu dilakukan adalah bagaimana agar geosite-geosite yang masuk dalam kawasan geopark global saat ini semakin terjaga dan lestari,” paparnya.
Berbagai upaya katanya dilakukan oleh pemerintah agar sejumlah geosite yang ada di Kabupaten Pangkep ini tetap terjaga yaitu dengan memaksimalkan upaya promosi wisata dan berbagai event agar dapat diselenggarakan di Pangkep.
Bahkan pihaknya mengaku kerap menggandeng sejumlah komunitas peduli lingkungan untuk terus mendorong agar pariwisata di Kabupaten Pangkep semakin terjaga.
“Kita juga melibatkan komunitas-komunitas dalam mendorong upaya agar alam tetap terjaga, melindungi kawasan konservasi dan sekitarnya. Ini masif dilakukan, apalagi dengan terdaftarnya sebagai Unesco Global Geopark,” bebernya.