Program ini akan mengintegrasikan digital storytelling dalam pendidikan sejarah, sehingga anak-anak dapat meningkatkan keterlibatan, pemahaman, dan keterampilan berpikir kritis mereka. “Digital storytelling adalah media pendidikan yang memanfaatkan teknologi untuk menyajikan cerita dengan gambar, teks, suara, musik, dan narasi,” tambahnya.
Darmawangsyah juga menekankan pentingnya menghidupkan pembelajaran muatan lokal, seperti aksara Lontaraq, agar anak-anak di Gowa memahami dan mengenal warisan budaya mereka. “Kami akan menghidupkan kembali pembelajaran muatan lokal agar anak-anak kita mengenal aksara Lontaraq dengan baik,” pungkasnya.
Debat kedua Pilkada Gowa kali ini diadakan dalam format tanya jawab, berbeda dengan debat perdana di mana kedua pasangan saling memberi tanggapan. Suasana yang lebih interaktif ini menambah ketegangan dan semangat dalam diskusi. (*)