FAJAR, MAKASSAR-Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dengan Shanghai Ocean University dan Guangdong Ocean University, mengadakan pelatihan “Talent Cultivation & Technical Personnel Training Course, Sino-Indonesia Technical Cooperation on Offshore Marine Eco-Ranching”. Acara ini berlangsung secara hybrid di Ruang Sidang FIKP dan dihadiri oleh peserta dari berbagai lembaga nasional dan internasional.
“Cina adalah mitra luar biasa dalam bidang maritim. Kami berharap, melalui pelatihan ini, kita dapat mempelajari teknologi dan inovasi yang telah dikembangkan di sana,” ujar Prof. Safruddin, Dekan FIKP Unhas, saat membuka pelatihan. Beliau berharap bahwa pelatihan ini mampu memberi dampak signifikan bagi keberlanjutan ekosistem laut di Indonesia.
Salah satu panitia, Dr Widyastuti, menyatakan bahwa pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas teknis dan praktis dalam pengelolaan marine eco-ranching berbasis teknologi artificial reef. “Peserta berasal dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, pemerhati lingkungan, dan pemerintah,” kata Widyastuti.
Dalam pelatihan ini, Prof. Zhou Zhang dari Shanghai Ocean University memperkenalkan konsep artificial reef sebagai solusi untuk menggantikan terumbu alami yang rusak. Struktur buatan ini dirancang agar berdampak ekologis sekaligus ekonomis bagi masyarakat pesisir.
Prof. Zhaoyang Jiang dari Shandong University menguraikan metode instalasi dan berbagai jenis material yang digunakan untuk artificial reef, seperti beton, besi, dan kayu, yang disesuaikan dengan kebutuhan ekologi setempat. Dr. Shike Gao dari Shanghai Ocean University memaparkan hasil survei dampak ekologi dari instalasi artificial reef, yang meliputi pengukuran kualitas air dan keanekaragaman hayati untuk mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir.